News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warna Kebhinnekaan di Kampung Sawah, Bekasi

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salat Ied di Kampung Sawah, Bekasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kampung Sawah di Bekasi menawarkan kesejukan bagi siapapun yang bertandang.

Suasana desa makin kental terasa. Disana masih banyak ditemui pohon-pohon besar yang rindang bahkan empang.

Hanya memang sesuai namanya, kampung sawah. Sejauh mata memandang, tidak ada lagi sawah di pinggir jalan raya Kampung Sawah.

Hamparan sawah yang dulu luas kini berganti menjadi kompleks-kompleks perumahan hingga sentral ekonomi berupa unit-unit usaha.

Selain keasrian lingkungan, Kampung Sawah juga tersohor sebagai kampung percontohan kerukunan umat beragama.

Julukan-julukan seperti kampung toleransi dan kampung Kebhinekaan rasanya memang layak disematkan.

Baca: Salat Ied Terbesar di Eropa, Diikuti oleh Lebih dari 140 Ribu Jamaah

Bagaimana tidak, di kampung ini berdiri gereja tua yakni Gereja Katolik Santo Servatius dan Gereja Kristen Pasundan.

Bardampingan, ada pula masjid Agung Al Jauhar Yasfi, yayasan pesantren, sekolah katolik Strada, panti asuhan Ursulin hingga kompleks makam katolik yang bersanding dengan makam muslim.

Baca: Open House di Kediaman Menteri Airlangga: Tamunya dari Pejabat Sampai Artis

Warga disana juga biasa mendengar ‎suara adzan, lonceng gereja hingga pengajian yang volumenya benar-benar diatur agar tidak saling menganggu.

Umat katolik dan jemaat kristen ke gereja menggunakan peci dan kerudung juga hal yang biasa, bagian dari kebudayaan Betawi.

Ya, Kampung Sawah memang kampung betawi yang agama warganya beraneka ragam namun tetap hidup rukun satu sama lain.

‎Tokoh masyarakat di Kampung Sawah, ‎KH Rahmaddin Afif (73) punya harapan khusus bagi kampung kelahirannya.

"Harapan saya, tetap pertahankan yang baik jadi kampung toleransi dan Kebhinekaan. Jaga terus kerukunan. Masyarakat harus maju jangan ada celah untuk kenakalan remaja, radikalisme dan lainnya," kata Rahmaddin saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/6/2018) di Kampung Sawah, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Di tengah keberagamannya, lantas apa yang menjadi kunci kerukunan di Kampung Sawah? Menurut Rahmaddin, kuncinya sangatlah sederhana yakni kekerabatan dan hidup rukun yang terus terjaga satu sama lain.

"Disini meski beda agama kami tetap satu keluarga jadi selalu akrab. Itu semua karena tali persaudaraan yang terus dijaga. Keponakan saya ada yang jadi tokoh kristen disini. Adik ibu saya sekarang jadi tokoh tertua katolik di Kampung Sawah, usianya 90tahun," terang Rahmaddin.

Hal lain yang juga membuat warga Kampung Sawah guyup meski dalam satu keluarga ada beberapa agama ialah letak desa mereka yang dahulu kala sangat terpencil.

Alhasil satu sama lain harus saling membantu apabila ada saudara yang dirundung kesulitan. Situasi inilah yang membuat kerukunan tercipta hingga mendarah daging.

Di era zaman yang kian modern, Rahmaddin tidak memungkiri ada pergeseran atau perubahan di Kampung Sawah. Meski begitu, Rahmaddin percaya era modernisasi tidak akan melunturkan semangat kerukunan di kampungnya.

"Dulu setiap malam takbiran ada pawai obor, pukul-pukul bedug, ada mainan petasan tradisional. Kalau sekarang sudah jarang. Dulu masyarakatnya masih naik sepeda, bapaknya bonjeng istinya, ada anaknya, bawa rantang buat hantaran. Kalau sekarang sudah bawa motor, bawa mobil," singkatnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini