TRIBUNNEWS.COM -- PDI Perjuangan gagal meraih kemenangan mayoritas di 17 provinsi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2017 ini.
Sebagian besar dari tujuh belas pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) yang diusung partai moncong putih itu meraih hasil jeblok.
Calon-calon PDI Perjuangan bahkan pertumbangan di basis-basis mereka, seperti di Jawa Timur.
Berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei, seperti Litbang Kompas, Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Charta Politika, dan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), PDI hanya menang di empat provinsi.
Pilkada di Provinsi Papua belum bisa dilaksanakan 100 persen karena ada dua kabupaten yang batal menggelar pemungutan suara hari ini.
Menkopolhukam Wiranto mengatakan, pilkada di Kabupaten Nduga dan Kabupaten Pinai Provinsi Papua ditunda karena gangguan keamanan.
Dengan demikian, 16 provinsi telah menggelar pemungutan suara dan hasil hitung cepatnya pun telah dipublikasikan baik oleh pasangan calon yang menang maupun oleh lembaga survei tersebut.
Data hitung cepat sejumlah lembaga survei, calon PDI Perjuangan hanya menang di Provinsi Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Malulu, dan Bali.
Jawa Tengah dan Bali adalah basis kekuatan PDI Perjuangan, selain di provinsi Jawa Timur.
Tetapi, calon PDIP di Jatim, Syaifulah Yusuf-Puti Guntur Soekarno, kalah dari pasangan Khofifah Indra Parawansa- Emil Elestianto.
Hasil hitung cepat Pilkada di Jawa Timur menunjukkan, Syaifullah-Puti meraih suara 46,65 kalah dari Khofifah-Emil yang meraih dukungan 53,35 persen.
Di Sumatera Utara, jagoan PDIP Djarof-Sihar Sitorus hanya meraih dukungan 40,72 persen suara, kalah dari pasangan Edy Rahmayadi- Musa Rajekshahr yang meraih 59,28 persen.
Di Jawa Barat, jagoan PDIP juga menduduki posisi jeblok.
Dari empat pasangan cagub dan cawagub di Jawa Barat, jagoan PDIP Tb Hasanuddin-Anton Charliyan menempati posisi buncit dengan meraih dukungan 12,31 persen suara.