News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak

Penjelasan LSI Denny JA Atas Menang Kalahnya Paslon di Pilkada Serentak

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Ridwan Kamil mendapat ucapan selamat dari calon gubernur Jawa Barat nomor urut 2, TB Hasanuddin pada Pilgub Jabar 2018, di Hotel Papandayan, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (27/6/2018). Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) berhasil unggul dari tiga pasang calon lainnya berdasarkan versi hitung cepat (quick count) dari seluruh lembaga survei. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA secara resmi telah meliris hasil Proses hitung cepat (quick count) di 10 Provinsi. 

Hasilnya, beberapa kandidat pun berhasil mencul sebagai pemenang. Dijumpai disela-sela proses quick count pendiri LSI Denny JA, menyebutkan setidaknya terdapat tiga faktor penentu calon kepala daerah bisa menang atau kalah di Pilkada Serentak 2018. 

Ketiga faktor tersebut ialah kantong besar, pesona tokoh dan mesin partai politik. Soal kantong besar, menurut Denny setiap calon kepala daerah harus bisa menguasai lumbung suara.

Ia pun mencontohkan pasangan calon gubernur NTB yang menang hasil quick count Zulkieflimansyah-Siti Rohmi Djalilah karena putra daerah Sumbawa di mana daerah itu merupakan kantong besar perolehan suara.

"Zul beruntung dari Sumbawa putra daerah ternyata masih sesuatu, politik identitas masih bisa mempengaruhi kantong besar," ucap Denny JA saat jumpa pers di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (27/6/2018).

Sementara itu, Denny mengatakan paslon yang mempunyai pesona bisa menggaet pemilih. 

Baca: Mahasiswa UB Gunakan Plasma untuk Sterilisasi Buah Manggis

Hal itu menurut Denny terjadi di Pilkada di Jawa Tengah, yakni terpilihnya kembali Ganjar Pranowo sebagai Gubernur. 

"Incumbent diuntungkan dan pendatang baru merangkak dari bawah, ini seperti Ganjar 70 persen menang kecuali ada masalah leadership," kata Denny JA. 

Mesin partai politik yang bekerja dalam dua minggu terakhir menjelang pencoblosan Pilkada serentak, juga disebut-sebut sebagai faktor penentu menang-kalahnya paslon di pilkada serentak 2018. 

"Pekerjaan mesin politik 2 minggu terakhir itu imigrasi suara masif, di Indonesia loyalitas suara untuk tokoh kecil sekali. Mayoritas pemilih mengambang kedekatan tokoh tergantung isu," ujar Denny JA. 

Menurut Denny hal itu terjadi pada Pilkada Jawa Barat dimana Cagub Jabar Sudrajat-Ahmad Syaikhu berhasil menyalip pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. 

"Seperti pasangan Asyik berada di urutan kedua setelah Ridwan Kamil ini mesin partai bekerja," jelas Denny.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini