Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bercerita banyak saat memberikan sambutan dalam acara Halal Bihalal, di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta Pusat, Jumat (29/6/2018), misalnya dilarang bicara politik oleh Rachmawati Soekarnoputri.
"Beliau (Rachmawati) sudah kasih instruksi, enggak boleh bicara politik. Tapi memang dalam hidup ini selalu kita dihadapkan dengan pilihan, pilihan untuk menerima ketidakadilan, ketidakbenaran atau kita menegakkan keadilan dan kebenaran," ujar Prabowo, di Aula Ir Soekarno, UBK, Jakarta Pusat, Jumat (29/6/2018).
Baca: Pemuda Muhammadiyah Nilai Kasus Bupati Tulungagung Jadi Pelajaran Penting Larang Napi Korupsi Nyaleg
Oleh sebab itu, ia mengenang masa lalunya tatkala masih aktif sebagai anggota TNI.
Ia mengatakan kerap menemui peninggalan masa penjajahan di Indonesia.
Salah satunya, saat ia menemukan prasasti ketika membawa prajuritnya berenang di Manggarai tahun 1978.
Keisengannya mengorek lumut di dinding kolam renang, membuatnya menentukan sebut pahatan prasasti berbahasa Belanda.
"Saya lihat kok ada prasasti yang dipahat, saya bersihkan, di situ ada bahasa Belanda, verboden voor honden en inlander. Ternyata benar cerita bapak saya," kata Prabowo.
Kemudian, ia mengungkit keinginannya untuk mengembalikan mengembalikan makam para pahlawan ke kampung halamannya.
Ia mencontohkan Pangeran Diponegoro yang dimakamkan di Makassar, padahal kampung halamannya berada di Yogyakarta. Ia juga sempat menyebut nama Tuanku Imam Bonjol.
Lebih lanjut, Prabowo mengaku akan mewujudkan keinginannya itu apabila nantinya terpilih menjadi Presiden.
Ia juga menyinggung Rizal Ramli yang hadir dalam kesempatan itu, untuk turut melakukan hal yang sama bila terpilih sebagai presiden.
"Saya ingin mengusulkan bahwa kita harus berjuang. Saya sebetulnya ingin mengembalikan, makamnya Diponegoro ke rumahnya di Yogyakarta. Ini hanya simbol bahwa bangsa asing pernah menjajah, pemimpin kita dibuang dan matinya pun dia nggak boleh ke rumah," jelas mantan Danjen Kopassus itu.
Baca: Irak Balas ISIS dengan Mengeksekusi Mati 12 Pejuangnya
"InsyaAllah kalau nanti, siapa tahu 2019, entah Pak Rizal Ramli atau saya, saya titip. Demikian juga, kemungkinan kalau tidak salah di Sulawesi Utara, mungkin ada, Imam Bonjol, Tuanku Imam Bonjol, ya, saya kira harus dikembalikan ke kampung halamannya," pungkasnya.
Hadir pula dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, serta Wakil Ketua DPR Fadli Zon.