Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dalam satu bulan, dua musibah kapal karam terjadi di perairan Indonesia.
Menko Kemaritiman Luhut B. Panjaitan mengakui Pemerintah memiliki kekurangan dalam menata transportasi air ini.
"Memang kita (Pemerintah) careless saja semua, hrus kita (Pemerintah) akui kita ndak perlu bilang kita semua baik. Kita juga banyak kurangnya. sekarang kita tahu memang harganya mahal sekali, sudah terjadi berpuluh berbelas tahun begitu ya sekarang kita perbaiki," ujar Luhut di kantor wakil presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).
Luhut menerangkan salah satunya adalah dengan melakukan harmonisasi peraturan seperti seluruh nakhoda kapal harus bersertifikasi.
"Secara nasional akan kita perbaiki semua, akan kita lakukan, semua harmonisasi peraturan kita akan lakukan," ujar Luhut.
Selain itu, ujar Luhut Pemerintah berupaya untuk melakukan pemetaan di bawah laut.
"Sekarang kita manfaatkan juga untuk membuat pemetaan di bawah laut, kami koordinasikan untuk bisa kita lakukan pengerjaan," tuturnya.
Diketahui sebelumnya, KM.Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, karam, pada 18 Juni lalu.
Kapal yang memuat lebih dari 100 penumpang tersebut karam, diduga karena kelebihan muatan dan faktor cuaca buruk.
Tak lama berselang, KM. Lestari Maju saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba, ke Pelabuhan Pamatata, Kabupaten Selayar, pada Selasa (3/7/2018), juga karam akibat dihantam cuaca buruk.