TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) menjelaskan pernyataannya yang melarang menggunakan ayat-ayat perang.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV, TGB menjelaskan soal ayat-ayat perang yang ia larang untuk digunakan sebagai alat pemilu.
Menurutnya kontestasi politik berbeda dengan perang.
"Ada banyak sekali beberapa orang, berorasi di depan publik, ada ayat Surat Ali Imran, Al Anfal, dan At-Taubah, itu yag kerap digunakan untuk konstestasi politik, nah saya menganjurkan agar tidak menggunakan ayat-ayat perang, saya tidak bisa membayangkan jika publik berpikir bahwa pilkada seperti halnya perang yang dilakukan Rosulullah dan para sahabat, pasti hal itu akan terjadi permusuhan, padahal tahun 2014 belum selesai dan besok 2019 diproduksi lagi," ujar TGB.
Setelah itu, politisi Demokrat itu mengatakan bahwa tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang berisi soal perang sebagai ceramah untuk politik.
TGB lantas mengatakan bahwa di dalam pemilu yang paling penting adalah kompetisi dalam kebaikan.