TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan bahwa saat ini peluang membentuk poros ketiga dalam Pemilu Presiden 2019 masih sangat terbuka. Karena, masih ada sejumlah partai yang belum menentukan arah koalisi dalam Pemilu mendatang.
"Loh tidak tertutup kemungkinan. Memang secara hitungan kursi poros ketiga itu kan masih sangat mungkin terbentuk. Selama 3 partai ini belum ada yang menyatakan diri bergabung ke katakanlah tempatnya pak Prabowo atau koalisi Pak Jokowi," ujar Arsul di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa, (10/7/2018).
Adapun ketiga partai yang belum menentukan arah koalisi adalah PAN, Demokrat, dan PKB.
Meskipun peluang poros ketiga masih ada, PPP tidak akan tergoda untuk bergabung. Partainya kata Arsul tetap akan mendukung Jokowi, sekalipun Cawapres bukan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy.
"Insya allah tetap (usung), tetapi PPP akan menitipkan program-program keumatan yang itu akan menjadi kontrak politiknya PPP dengan pemerintahan Jokowi yang akan datang," katanya.
PPP kata Arsul tidak memberikan syarat Cawapres dalam memberikan dukungan kepada Jokowi. PPP murni memberikan dukungan dengan menitipkan program kerja.
"Kalau PPP yang diambil (Cawapres), Alhamdulillah, engga diambil juga alhamdulillah," pungkasnya.
Isu poros ketiga mencuat satu bulan menjelang batas akhir pendaftaran Capres-cawapres. Isu tersebut muncul dari Presiden PKS Sohibul Iman yang mengaku pernah mengusulkan pembentukan poros ketiga ke partai Demokrat.
Sohibul mengatakan skenario itu tujuan utamanya adalah mengalahkan calon petahana Joko Widodo.
Ia mengaku menerangkan kepada pihak Demokrat bahwa peluang mengalahkan kubu Jokowi akan berat jika dilawan menggunakan formula “head-to-head”.
“Saya bilang kepada Pak Syaerif Hasan bahwa jika melawan Pak Jokowi dengan satu formula maka hanya akan ada dua kubu dan akan banyak pihak yang aspirasinya tidak tertampung,” ujarnya ditemui di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin (9/7/2018).
“Oleh karena itu saya usulkan buat dua poros untuk lawan Jokowi, pertama poroses Gerindra-PKS lalu PAN-Demokrat-PKB agar muncul empat tokoh,” imbuhnya.
Sohibul Iman mengatakan peluang terjadinya putaran kedua makin lebar dengan munculnya poros ketiga.
Dan dirinya mengaku dengan terciptanya poros ketiga serta putaran kedua maka akan menghasilkan skenario yang kurang lebih sama dengan Pilkada Jakarta 2017.
“Putaran pertama kita sebut hilangkan kepenasaran bagi pihak-pihak yang merasa pantas dimajukan sebagai capres atau cawapres, untuk buktikan siapa yang terbaik dan pantas maju ke putaran kedua,” tegasnya.
“Baru di putaran kedua kita saling dukung, itu lah formula yang menurut kami bisa buat “happy” semuanya,” kata Sohibul.