TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas YARSI menjadi tuan rumah pertemuan silaturahmi dan koordinator rencana pelaksanaan kegiatan persiapan Semiloka Internasional Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS) Se-Indonesia yang dilaksanakan di Ruang Rapat Senat Universitas YARSI, Kamis (12/7/2018).
Silaturahmi sekaligus halal bihalal tersebut dihadiri oleh para pengurus harian Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta dan Rektor Perguruan Tinggi Islam.
Beberapa tokoh yang hadir dalam press conference adalah Prof Dr H. Edi Setiadi (Waket Dewan Pembina), Prof Dr Jurnalis Udin (Anggota Dewan Penasehat).
Prof Dr Masrurah Muchtar (Ketum BKS-PTIS), Prof Dr HC Saefullah (Anggota Dewan Penasihat), Dr Andre Sugiyono (Ketua Panitia Rakernas dan Seminar International Conference/Unissula). Prof Dr H Mansur Ramli (Waket Dewan Penasihat)
Ketum BKS-PTIS, Prof Masrurah Mochtar mengatakan agenda utama yang dibahas adalah persiapan rapat kerja nasional (Rakernas) yang akan digelar pada September tahun ini.
Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang yang bertindak sebagai tuan rumah.
Menurut Prof Masrurah yang juga Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar, para utusan Perguruan Tinggi Islam Swasta (PTIS) yang akan hadir nanti pada saat Rakernas tentu berharap bahwa keberadaan BKS-PTIS dapat meningkatkan kualitas menuju PTIS berdaya saing global dan PTIS dapat melakukan dan menghasilkan hal-hal inovatif demi kemajuan pendidikan dalam mencetak generasi unggul bermanfaat dalam membangun bangsa Indonesia.
Rakernas dan seminar internasional, jelas Masrurah, kembali akan dibuka Wapres Jusuf Kalla.
Ketua Panitia Rakernas dan Seminar Internasional, Dr Andre Sugiyono mengapresiasi kepercayaan Pengurus BKS-PTIS yang telah memberikan kesempatan kepada anggotanya, dalam hal ini Unissula Semarang sebagai penyelenggara pertemuan PTIS seluruh Indonesia dan dunia yang akan dihelat 20-22 September 2018.
"Rangkaian kegiatan penting adalah International conference yang akan mengundang speakers dari beberapa negara. Yang telah confirm, seperti Malaysia, Brunei, Inggris, Jerrman dan Indonesia sebagai vice speakers," ujar Andre.
Sedangkan peneliti dan dosen PTIS juga didorong untuk dapat mengirimkan hasil risetnya yang akan dipublikasikan dalam paper proseding dan akan terindeks dalam google scholars dan corpus.
Mahasiswa dari PTIS, kata dia, juga diundang untuk mengirimkan karya ilmiah dan diperlombakan dalam kompetisi ini. Dan hasilnya dipamerkan dalam expo. Ini juga terkait hasil penelitian seluruh anggota simposium dan workshop terkait kerjasama Arabian University network dalam merangking universitas-universitas Islam di Indonesia.
"Selama ini sudah ada sistem perangkingan yang dijadikan acuan. Tapi kita akan membuat skema performa pengukuran PT Islam di Asia, Arab dan Indonesia," jelas Andre
Rektor Universitas YARSI Prof. Susi Endrini sebagai host acara silaturahmi hala bihalal dan koordinator rencana pelaksanaan kegiatan persiapan Semiloka Internasional di Semarang mendatang menyampaikan bahwa dengan kehadiran BKS- PTIS diharapkan dapat terus menjadi wadah sesama anggota BKS-PTIS untuk dapat saling mensupport, saling menguatkan keberadaan PTIS di Indonesia.
"Saya kira pertemuan para pengurus BKS-PTIS dan Pimpinan PTIS ini sebagai langkah strategis dalam upaya mematangkan persiapan pelaksanaan Conference International yang akan digelar di Unisula Semarang bulan September 2018. Kegiatan Conference Internasional dan call paper merupakan program unggulan BKS-PTIS dalam upaya memacu kuantitas dan kualitas publikasi jurnal international terindeks scopus dan pada akhirnya akan mendukung keberadaan PTIS yang akan menginspirasi masyarakat Indonesia sebagai pilihan utama dalam memilih kampus terbaik sebagai tempat menuntut ilmu dan mendedikasikan untuk kepentingan ummat," ungkap Prof Susi.
Sedangkan Anggota Dewan Penasehat Prof Jurnalis Udin menginginkan dari 500 anggota BKS-PTIS memiliki mimpi yang sama menjadikan world class university.
"Kata kuncinya adalah penelitian dan publikasi. PTIS yang maju seperti UMI Makasar, Unisba atau YARSI bisa menjadi motor dan inspirator saudara PTIS lainnya," ucap Prof Jurnalis.
Ketua Yayasan Universitas YARSI ini berharap 30 persen kegiatan penelitian, 30 persen adalah publikasi, 30 persen pendidikan dan sisanya 10 pesen.
"Karena 60 persen adalah penelitian. Itu artinya setiap PTIS dimasa yang akan datang harus memiliki keunggulan-keunggulan penelitian yang lebih fokus dan berdaya saing dengan penelitian di dalam dan luar negeri. Kita harapkan di masa yang akan datang PTIS bisa unggul dari PTN maupun PTS Nasional dan internasional," ujar Jurnalis.
Dia menyebut YARSI juga telah memproklamirkan sebagai pusat penelitian genomik satu-satunya di Indonesia yang kuat.
"Penelitian genomik ini karena kita bisa meramalkan penyakit-penyakit yang muncul setiap orang. Dosis obat disesuaikan denome," ucapnya.
YARSI juga telah memiliki pusat penelitian setiap sel. Penelitian lain adalah herbal. Titik fokus adalah herbal dijadikan obat.
"Saya berharap dalam Rakernas, seminar internasional, workshop dan expo menjadi gateway mempublikasikan hasil riset PTIS sehingga kita bisa diperhitungkan keunggulannya oleh publik," tandas Jurnalis.