News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Melihat dari Dekat Helikopter Apache AH-64 Milik TNI AD

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan orang melihat dari dekat deretan Helikopter Apache AH-64 milik TNI Angkatan Darat (TNI-AD) terparkir di hanggar Skadron-11/Serbu, Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat (Pusdik Penerbad), Semarang, Jawa Tengah.

Seakan terpukau oleh alusista canggih buatan Amerika Serikat itu, puluhan orang itu terus mengambil gambar secara dekat. Mulai dari bagian depan, samping hingga belakang Helikopter Apache tersebut.

Tribunnews berkesempatan melihat secara dekat delapan Helikopter Apache AH-64 milik TNI Angkatan Darat (TNI-AD) merupakan heli tercanggih di dunia pada Jumat (20/7/2018).

Baca: Cerita Kasatlantas Stop Pengendara Motor yang Bonceng Jenazah, Tempuh 20 Km Jalan Berdebu

Pada bagian samping heli, terdapat alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang siap menghancurkan musuh.

Keseluruhan Helikopter Apache terlihat dicat loreng yang merupakan ciri khas dari militer.

Pada bagian ekor terdapat tulisan TNI AD dan gambar Bendera Merah Putih serta sebuah baling-baling di ujung ekornya.

Helikopter Apache merupakan alutsista jenis tempur untuk melindungi negara dari serangan musuh yang mengganggu pertahanan dan keamanan Indonesia.

Dalam kesempatam ini pula, Komadan Skadron-11/Serbu Letkol Cpn Cahyo Permono menjelaskan secara rinci kecanggihan Helikopter Apache AH-64.

Mulanya, Cahyo menceritakan pada kedua sisi heli itu dilengkapi roket hydra 2,75 inci dengan jarak efektif 3 km sampai 5 kilometer dan jarak maksimum 7 km, serta memiliki jarak mematikan (lethality distance) 20 meter.

Kecanggihan helikopter buatan Amerika Serikat itu, lanjut Cahyo, tak hanya sampai di situ, yakni terdapat canon kaliber 30 milimeter yang memiliki jarak efektif 1.500 meter dan jarak maksimal 3 km yang berada di bagian bawah heli tersebut.

"tersedia juga misil AGM 114/R Hellfire yang memiliki jarak efektif sampai delapan meter dan mampu menghancurkan sasaran tank, baik bergerak maupun diam. Letak misil itu bersebelahan dengan roket hydra," kata Cahyo di lokasi.

Jika dilihat, helikopter tempur itu hanya mampu menampung dua awak. Masing-masing pilot memiliki peran berbeda ketika mengawaki kendaraan tersebut.

Baca: Alasan Persija Jakarta Pertahankan Marko Simic dan Coret Striker Asal Brasil

Co-Pilot yang berada di depan bekerja untuk memastikan kapan persenjataan di heli itu dikeluarkan, sementara yang di Pilot berada dibagian belakang berfungsi untuk melakukan manuver ketika ada serangan.

Cahyo juga menjelaskan spesifikasi lainnya dari Helikopter Apache AH-64. Heli ini, kata Cahyo, dilengkapi dengan sensor dan semua bagian dikerjakan oleh komputer dan merupakan helikopter digital pertama yang dimiliki TNI AD.

Digital bukan hanya displaynya saja, tetapi semua proses sistemnya, proses untuk menghitung senjata dan perkenaan target semua dicatat oleh komputer.

"Dan juga gabungan antara optik dan elektronik sehingga kita sebut electro optic sensor. Itu salah satu kemampuan yang dimiliki helikopter Apache," kata Cahyo.

Selain itu, helikopter itu bisa melakukan pertempuran pada kondisi siang maupun malam hari. Bahkan, kata Cahyo, kondisi malam malah menjadi salah satu keunggulan helikopter tersebut.

Sehingga, pilot yang mengoperasikan dilatih untuk bertempur saat kondisi gelap.

Baca: Satpol PP Kota Tangsel Musnahkan Lapak PKL yang Bandel di Pasar Serpong

Helikopter Apache, lanjut Cahyo, memiliki kemampuan bermanuver di malam hari karena kecangihan sensor.

"Pilot helikopter Apache juga dilatih secara intensif untuk mampu terbang di malam hari," terang Cahyo.

Helikopter Apache AH-64 dapat digunakan di berbagai medan seperti hutan dan pegunungan. Dalam sekali melalukan penerbangan jarak tempuh terjauhnya sejauh 500 mil.

Untuk mengoperasikan helikopter Apache dibutuhkan dua orang awak pemudi. Karena kecanggihan alat transportasi udara itu membuat seorang pilot harus menempuh pendidikan yang cukup lama.

TNI AD mengirim 20 penerbang terbaiknya ke Amerika dan dilatih di US Army Flight School, lalu menjalani masa pendidikan sekitar 8-10 bulan.

Dengan jumlah heli yang dimiliki Indonesia sebanyak delapan unit, maka dibutuhkan 16 pilot untuk mengawaki kendaraan tersebut. Kini, pilot yang sudah menyelesaikan pendidikannya di sana hanya baru 10 penerbang.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini