Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duet Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilpres 2019 dinilai sulit untuk direalisasikan.
Hal itu disampaikan Pengamat politik, Said Salahudin menanggapi isu kubu oposisi akan menyandingkan Anies dengan AHY dalam Pilpres 2019.
Ada beberapa alasan yang membuat duet Anies-AHY sulit direalisasikan.
Baca: Peluang Partai Demokrat Bergabung dengan Koalisi Pengusung Jokowi Belum Tertutup
Pertama, sampai hari ini partai politik dari kubu'oposisi' belum resmi berkoalisi.
Jadi menurutnya, bagaimana mungkin sudah ada nama capres-cawapres yang disepakati, sedangkan masing-masing parpol belum mengikatkan diri dalam satu koalisi.
"Bahkan jika menyimak pidato Prabowo di acara Ijtima Ulama kemarin (27/7/2018), nama Partai Demokrat justru tidak disebut sebagai bagian dari parpol yang sudah berkoalisi secara 'de facto'," ujarnya kepada Tribunnews.com, Minggu (29/7/2018).
Baca: Kapitra Ampera: HRS Tidak Boleh Menolak Jika Umat Minta Dirinya Menjadi Capres
Selain itu, kata dia, sumber informasi yang mengatakan bahwa Anies-AHY sudah disepakati kubu 'oposisi' ternyata bukan berasal dari internal Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat.
Melainkan datang dari seorang politisi yang justru menjadi anggota dari parpol pendukung petahana.
Menurutnya, sekalipun penyebar isu mengklaim infonya berskala 'A1', tetapi dari perspektif rivalitas politik kabar itu sulit dijamin kredibilitasnya.
Baca: Pengamat Tidak Yakin Prabowo Akan Lepaskan Tiket Calon Presiden Kepada Anies-AHY
"Saya pun sempat bertanya mengenai isu itu kepada seorang petinggi partai dari kubu 'oposisi' saat kami sama-sama menjadi narasumber acara diskusi di salah satu stasiun televisi," ucapnya.
Dengan bahasa kiasan dia menyebut sang penebar info bak 'dipegang ekor, mendongak kepala, dipegang kepala, menjungkit ekornya'.
"Saya langsung paham maksudnya. Itu artinya info mengenai duet Anies-AHY tidak layak dipercaya," katanya.
Argumen yang ketiga, sebetulnya tidak ada pernyataan tegas dari Prabowo bahwa dia siap menyerahkan tiket capres kepada calon lain yang lebih baik darinya.