Misalkan saja pada saat Prabowo berkata, "saya pun siap mendukung".
"Itu kan tidak bisa ditafsirkan tunggal bahwa Prabowo pasti memaksudkannya untuk mendukung 'orang yang lebih baik' dari dirinya itu," jelasnya.
Bisa juga, kata dia, dukungan tersebut dimaknai dalam pengertian yang lebih umum.
Sebab, Prabowo bilang, "saya pun siap mendukung kepentingan rakyat dan umat Indonesia".
"Coba saja perhatikan rangkaian kalimatnya," ucapnya.
Jadi, setelah menyebut, "ada orang yang lebih baik", Prabowo seperti langsung berbelok ke substansi yang lain.
"Dia tidak tegas mengatakan akan mendukung 'orang yang lebih baik', tetapi dia menyatakan akan mendukung 'kepentingan rakyat dan umat Indonesia'. Itu kan bisa beda maknanya," jelasnya.
Karena itu, dia memperkirakan Prabowo tidak akan mundur dari bursa pencapresan dan menyerahkan tiket capres kepada orang lain.
Wacana untuk menyerahkan tiket Capres kepada figur lain, kembali kencang berhembus usai pernyataan Prabowo pada Jumat (27/ 7/2018) lalu dalam sebuah acara yang disebut 'Ijtima Ulama GNPF' di Menara Hotel Peninsula.
Dalam kesempatan tersebut Prabowo berujar:
'Saya siap jadi alat perubahan. Saya siap untuk jadi alat umat dan alat rakyat Indonesia. Tapi bila saya tidak dibutuhkan dan ada orang yang lebih baik, saya siap mendukung untuk kepentingan rakyat dan umat Indonesia. Itu komitmen saya'.
Selanjutnya, wacana untuk memberikan tiket capres kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, semakin kencang menyeruak.
Nantinya, Anies akan dipasangkan dengan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).