"Sebagai calon kontestan pilpres sangat wajar apabila menyemangati para pendukung untuk terus merapatkan barisan," kata Awiek kepada wartawan, Senin, (6/8/2018).
Menurut Awiek, pidato Jokowi tersebut sangat normatif. Presiden meminta kepada para pendukungnya untuk tidak tebar permusuhan dan kebencian dalam Pemilu Presiden 2019
"Namun, ketika diserang ya tidak boleh berdiam diri namanya saja pertarungan politik. Kalau diserang hanya diam tidak membalas maka akan dianggap kalah secara politik," katanya.
begitu juga Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK) yang ikut mengomentari terkait pidato 'berantem' Jokowi di hadapan relawannya.
JK berujar jika menghadapi serangan, maka sudah sepantasnya ada upaya mempertahankan diri dalam rangka membela diri.
"Artinya kalau anda diserang. Ya anda mestinya mempertahankan diri kan. Masa diserang tak mempertahankan diri. Itu hukum itu, membela diri," ucap JK usai menghadiri Rapat Pleno ke-29 Dewan Pertimbangan MUI, di Kantor MUI, Jakarta, Senin (6/8/2018).
Dengan begitu, menurut JK, mempertahankan diri yang disampaikan Presiden Jokowi merupakan suatu hal yang wajar.
"Pak Jokowi kan tidak katakan hantam. Cuma mempertahankan diri. Itu wajar saya kira," kata JK.
Sudjiwo Tedjo, seorang budayawan menyatakan kali ini dirinya sepakat dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Jokowi.
Melalui cuitan di akun Twitternya, Minggu (5/8/2018), Sudjiwo Tedjo memberikan pembelaannya untuk Jokowi.
"Kali ini aku bela Pak Jokowi soal anjurannya ke pendukungnya agar tak cari musuh tapi siap berkelahi.
Ingat matkul Kewiraan bahwa “kalau ingin damai, selalu bersiaplah utk berperang.”
Kali lain, kalau Prabowo benar, aku akan belain. Krn aku bebas, job2ku dr Tuhan. Tak dari mrk."
Cuitan ini pun juga mengundang pro dan kontra dari warganet.