TRIBUNNEWS.COM - Isu politik identitas dalam Pilpres 2019 diduga semakin menguat seusai Jokowi mendeklarasikan Ma'ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia, sebagai cawapresnya.
Beragam pendapat pun dilontarkan atas pasangan tersebut karena dianggap Jokowi tengah mempolitisasi agama.
Terkait dengan isu tersebut, Ma'ruf Amin turut buka suara.
Melalui Kanal YouTube Kompas TV di acara Aiman, Minggu (12/8/2018), Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa sebenarnya ulama, terlebih MUI, dan pemerintah saling mendukung satu sama lain.
"MUI itu kan pelayan umat dan mitra pemerintah. Karena MUI mitra pemerintah, saya sebagai Ketua Umum MUI dan jokowi sebagai presiden, dekat sebagai mitra," ujar Ma'ruf Amin di kediamannya.
"Karena itu kita saling membantu, saling menopang, (saling) mendukung, untuk bisa terbangunnya bangsa dan negara," imbuhnya.
Sang pemandu acara, Aiman, menanyakan posisi Ma'ruf Amin sebagai ulama.
Terlebih pada awal tahun 2018, beberapa ustaz sempat ditangkap karena dianggap melakukan tindakan pidana.
Berangkat dari isu itulah beberapa pihak menganggap penangkapan tersebut adalah upaya rezim Jokowi untuk mengkriminalisasi ulama.
"Rezim Pak Jokowi adalah rezim yang kerap memenjarakan ulama. Pak kiai termasuk dalam ulama. Pak kiai setuju dengan itu?" tanya Aiman.
Ma'ruf Amin tak sepakat. Ia menjelaskan jika memang ada penangkapan berarti tokoh agama tersebut benar melakukan kesalahan secara hukum.