Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyelenggarakan pemotongan hewan kurban di 120 desa di 24 provinsi se-Indonesia.
"Warga dari 120 desa tersebut merupakan penerima manfaat yang membutuhkan, warga kurang mampu dan terpencil," ujar Wakil Ketua BAZNAS, Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec di lokasi yang menjadi salah satu tempat pemotongan hewan kurban, Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (22/8/2018).
Turut hadir anggota BAZNAS, Ir. Nana Mintarti, MP dan Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Mohd. Nasir Tajang.
"Di lokasi ini, BAZNAS memotong 50 ekor kambing untuk dibagikan kepada warga sekitar. Peternak kecil di Desa Sukaindah merupakan binaan BAZNAS dan menjadi salah satu pemasok kambing untuk kurban tahun ini," ujar Zainul.
Dia memaparkan, BAZNAS memilih desa ini karena banyak masyarakat mustahik yang menjadi peternak. "Umat harus membangun ekonomi dari pinggiran seperti ini," kata dia.
Dengan demikian, tutur dia, pemenuhan konsumsi daging di kalangan mustahik bisa dioptimalkan.
"Karena konsumsi daging secara nasional masih sangat rendah dibanding negara tetangga. Kita baru 3-4 kilogram per kapita per tahun sementara Malaysia dan Singapura 4-5 kilogram, jauh lebih banyak. Kita berharap bisa 50-60 kilogram per kapita per tahun. Inilah yang menjadi salah satu tujuan program Kurban Berdayakan Desa. Paling tidak dengan produksi daging di Balai Ternak BAZNAS bisa mendorong perbaikan gizi masyarakat desa," ucap Zainul.
Karena, lanjut dia, jika bicara peternakan, bukan semata-mata soal daging tapi juga industri pakan, kulit, transportasi, pedagang kecil dan sebagainya.
"Pekan lalu BAZNAS meluncurkan buku Ekonomi Kurban bekerja sama dengan PEBS Pascasarjana UI. Untuk memberikan pencerahan tentang kurban," ujar dia.
Di musim kurban, imbuh Zainul, Indonesia hanya memproduksi 300 ekor per kabupaten. Padahal potensi kurban secara nasional bisa mencapai Rp 10 triliun.
"Lima provinsi penghasil terbesar per tahun hanya memproduksi 5 juta ternak. Karena itu, gerakan zakat, infak dan sedekah atau ZIS diharapkan bisa semakin mantap membantu pemerintah dalam merealisasikan swasembada daging sehingga negeri ini tidak perlu mengimpor," kata dia.
Menurut dia, swasembada daging dimulai dari desa sehingga ke depan masyarakat bisa mengonsumsi daging 40 kg per kapita per tahun seperti di negara-negara maju.
Sementara itu, Nana Mintarti menambakan, kambing dibeli, disembelih kemudian dibagikan kepada warga Desa Sukaindah.