TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan momentum Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Rabu (21/8/2018) atau 10 Zulhijah sering diperingati dengan penyembelihan hewan qurban.
Namun, Basarah menilai, peringatan tersebut tidak hanya dipahami sebatas acara seremonial tanpa makna akan tetapi harus dipetik hikmahnya dengan mendalam.
"Perayaan Idul Qurban bukan hanya seremoni ungkapan solidaritas kemanusiaan terhadap sesama umat manusia, tetapi penyembelihan hewan qurban juga mengandung makna agar kita juga mampu untuk menyembelih nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia sehingga setiap muslim bisa menjadi pribadi yang humanis, shaleh dan taqwa," kata Ahmad Basarah di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (22/8/2018).
Wakil Ketua MPR RI ini juga mengatakan, sifat-sifat binatang inilah yang harus kita sembelih atau kita buang jauh-jauh.
Terlebih, sifat licik, amarah dan berperilaku buas terhadap sesama dalam memenuhi ambisi inilah yang harus disembelih dan buang jauh-jauh.
"Jangan sampai sifat-sifat buruk binatang buas tersebut bercokol dalam alam pikiran dan hati umat muslim dan bangsa Indonesia," kata Basarah.
Formatur Pembentukan Baitul Muslimin Indonesia (BAMUSI) melanjutkan, bahwa syariat berkurban memiliki akar sejarah panjang yang bisa dilacak dari zaman Nabi Adam AS, kemudian di era Nabi Ibrahim AS hingga nabi besar Muhammad SAW.
Qurban yang diterima oleh Allah SWT adalah qurban yang dilandasi dengan semangat keikhlasan dan ketaqwaan, sebagaimana hal tersebut ditunjukkan oleh Habil, yang menyiapkan seekor domba besar dan bagus untuk dikorbankan.
Sedangkan qurban Qabil ditolak, lantaran dilakukan tidak dengan ikhlas. Qabil yang terbakar dengan emosi kemudian membunuh saudaranya sendiri, Habil. Peristiwa inilah yang kemudian dikenal dengan kejadian pembunuhan pertama dalam sejarah umat manusia.
"Bahwa nafsu amarah, nafsu kedengkian telah membutakan mata hati manusia dapat membuat manusia menjadi buas terhadap sesama. Tidak jarang manusia tega mengorbankan manusia lainnya hanya untuk memenuhi syahwat dan ambisi kekuasaan. Jika nafsu dengki, amarah dan buas tersebut tidak disembelih, maka bukan mustahilĀ kekacauan dan eksploitasi manusia terhadap manusia masih dan akan terus berlangsung serta dapat menimbulkan kekacauan suatu bangsa atau masyarakat dunia," urai Basarah.
Basarah menambahkan, semangat berqurban juga bisa diterapkan dalamĀ konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setiap komponen bangsa, lanjutnya, harus mengorbankan egoismenya dan tidak memaksakan kehendak apalagi bersikap buas terhadap sesama dengan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan dan ambisinya.
"Inilah spirit qurban yang harus kita pahami. Mudah-mudahan dengan spirit Idul Qurban 1439 Hijriyah ini bangsa Indonesia dapat menjalani kehidupan kebangsaan yang humanis dan penuh solidaritas sesama bangsa Indonesia dan warga dunia," katanya.
Sementara itu, dalam perayaan Qurban di kantor DPP PDI Perjuangan di Lenteng Agung Jakarta Selatan itu disembelih 29 ekor sapi yang dikumpulkan hewan qurban para pengurus PDI Perjuangan. Daging hewan qurban tersebut akan didistribusikan kepada kaum dhuafa dan warga lainnya yang berhak untuk menerimanya.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri secara khusus menyampaikan ucapan Selamat Idul Qurban 1439 Hijriyah kepada seluruh umat Islam Indonesia dan menyerahkan 2 ekor sapi qurbannya kepada Panitia Qurban DPP PDI Perjuangan.