News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Hadapan Pengusaha, Jokowi Sebut Defisit Transaksi Berjalan Jadi Masalah Terbesar

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta Utara

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo‎ menilai masalah perekonomian Indonesia saat ini, yaitu defisit transaksi berjalan, dimana angka impor lebih besar dibandingkan ekspor.

Jokowi bercerita saat bertemu bertemu Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, agar memberikan saran kepada Indonesia di tengah ekonomi global yang penuh ketidakpastian.

‎"Dia ngomong tidak punya saran dan semuanya sulit diprediksi, ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus kita perbaiki," ucap Jokowi saat bertemu dengan para pengusaha generasi kedua di Istana, Jakarta, Senin (27/8/2018).

"Saya kira‎ problem terbesar kita masih ada di defisit transaksi berjalan, yang ini sudah lama sekali tidak diperbaiki, saya kira kita akan fokus ke sana, termasuk terutama di neraca perdagangan," sambung Jokowi.

Menurut Jokowi, jika dilihat secara detail dalam persoalan transaksi berjalan, maka implementasi program mandatori biodiesel 20 persen atau B20 mampu mengatasi defisit transaksi berjalan tersebut.

‎Melalui B20 maka impor bahan bakar solar akan berkurang dan kebijakan ini turut menghemat pengeluaran devisa negara.

"Contoh saja yang kemarin kita hitung B20 itu kalau bisa berjalan, pertama karena harga naik dapat 6 milliar volume naik bisa dapat 5 milliar, dari satu hal ini sudah bisa dapat 11," papar Jokowi.

Kemudian, persoalan pariwisata, dimana negara lainnya mampu menarik jumlah wisatawan asing yang begitu besar dan Indonesia pun dapat menyainginnya dengan memperbaiki produk yang ditawarkan.

"Kemasannya diperbaiki saya kira ini menjadi PR kita bersama baik di pusat maupun daerah, saya kira masih banyak peluang perbaikan-perbaikan yang harus kita lakukan. Intinya kita ingin tidak melulu konsentrasi pada pertumbuhan ekonomi, tapi yang lebih penting kualitas pertumbuhan ekonomi itu sendiri," ujar Jokowi.

Bank Indonesia merilis data defisit transaksi berjalan kuartal II 2018 tercatat 3 persen atau sebesar 8 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 1,96 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini