Meskipun mengejar target 2,1 FTR, BKKBN masih khawatir terkait adanya sejumlah daerah yang memiliki angka kelahiran di bawah 2,1.
Sigit bahkan menyebut bahwa ada pula daerah yang memiliki angka kelahiran terlalu rendah.
"Namun ada beberapa tempat daerah yang sudah di bawah 2,1, bahkan ada yang 1,9, sehingga kita juga warning takutnya juga pertumbuhan penduduk kita tidak tumbuh," papar Sigit.
Selain memiliki masalah dalam pencapaian target FTR, ia menegaskan saat ini pemerintah juga menghadapi bonus demografi.
Karena itu, pihaknya sebagai lembaga yang fokus pada bidang kependudukan dan keluarga berencana, akan berupaya untuk meningkatkan kesadaran para keluarga agar bisa memperbaiki kualitas hidup mereka.
"Kita juga menghadapi bonus demografi dan kita mengefektifkan, kita akan melakukan lebih banyak ke arah peningkatan kualitas hidup manusia nya," kata Sigit.
Sejumlah peserta konferensi merupakan delegasi dari puluhan negarat di antaranya Uganda, India, Nigeria, dan Srilanka.
Konferensi internasional tersebut dibuka dengan pemukulan gong yang dilakukan Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek.
Dalam membuka konferensi tersebut, Nila turut didampingi Plt Kepala BKKBN Sigit Priohutomo, Direktur Regional UNFPA Asia Pasifik Bjorn Andersson, dan Menteri Urusan Keluarga Republik Seycheles Mitcy Larue.
Para menteri, ahli, praktisi, serta organisasi internasional dari sejumlah negara yang fokus dalam bidang kependudukan dan sektor pembangunan pun dijadwalkan akan melakukan serangkaian diskusi panel hingga dua hari mendatang.