TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, apel gabungan aparat TNI-Polri yang dinamakan 'Mantap Brata 2018' digelar di Lapangan Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (18/9/2018).
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan operasi tersebut secara resmi akan dimulai Kamis, 20 September besok hingga 397 hari ke depan.
Menurutnya, kondisi jelang pemilu 2019 haruslah diwaspadai.
Operasi ini menjadi salah satu cara mewaspadai segala kemungkinan yang dapat terjadi.
"Keadaan ini perlu kita waspadai bersama. Oleh karena itu kepolisian menggelar operasi Mantap Brata 2018, meskipun berlanjut ke 2019, yang berlangsung selama 397 hari, dimulai hari Kamis, 20 September sampai dengan 397 hari ke depan," ujar Tito di lokasi acara.
Baca: Polri dan TNI Laksanakan Apel Gabungan Mantap Brata Amankan Pemilu 2019
Ia mengatakan kondisi kerawanan saat masa pemilu bisa terjadi di tingkat nasional yakni Pilpres ataupun daerah yakni Pileg.
Hal itu bisa terjadi karena di daerah masing-masing anggota legislatif bertarung, berkompetisi dengan anggota calon anggota legislatif lainnya.
Selain itu, mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan sistem Undang-Undang yang mengamanatkan sistem electoral threshold menjadi pemicu tersendiri untuk parpol saling 'sikut'.
"Apalagi dengan adanya electoral threshold yang diamanatkan undang-undang, bahwa partai yang tidak bisa mencapai jumlah anggota legislatif DPR RI 4 persen, partainya akan dibubarkan," kata dia.
"Oleh karena itu akan memacu dan memicu partai-partai untuk bekerja maksimal semua mungkin akan all out untuk menembus 4 persen jumlah anggota legislatif yang ada di Senayan," imbuh Tito.
Lebih lanjut, jenderal bintang empat itu menyebut operasi Mantap Brata 2018 akan berakhir sekira bulan Oktober 2019.
"Kita perkirakan Oktober kalau terjadi pemungutan suara ulang misalnya, atau yang lain di wilayah. Itu berakhir, tuntasnya diperkirakan sampai dengan pelantikan tanggal 20 Oktober," pungkasnya.