Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno sebut telah menjalin komunikasi dengan Direktur The Wahid Institute, Yenny Wahid untuk bergabung dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) koalisi Adil Makmur.
Kendati telah mengajaknya bergabung, Sandiaga masih harus menunggu jawaban dari Yenny.
"Kami masih tunggu Yenny tapi dia masih berkoordinasi," kata Sandiaga di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (20/9).
Lanjut Sandiaga, Yenny disebut masih membutuhkan waktu tambahan antara seminggu hingga 10 hari kedepan sebelum memutuskan apakah bergabung dengan koalisi Adil Makmur atau tidak.
Penghormatan itu ditunjukan lewat bentuk klausul dalam Surat Keputusan (SK) BPN yang telah ditandatangani bersama Prabowo Subianto, petang tadi.
Isinya, bila Yenny memutuskan untuk bergabung ke dalam koalisinya, maka SK BPN yang sejatinya terakhir diajukan malam ini ke KPU, bisa dilakukan perubahan meski waktu pendaftaran telah habis.
Baca: Tanggapi Pernyataan Fahri Hamzah, Sandiaga Uno Katakan Ini
Meski belum memberikan keputusan, Yenny kata Sandiaga sudah mengajukan 10 hingga 12 nama.
Namun dia tak merinci siapa saja yang ada didalam usulan tersebut.
"Saya enggak hapal, tapi ada 10 atau 12 nama," ujar dia.
Beberapa nama yang telah dimasukkan ke daftar BPN, yakni Djoko Santoso sebagai Ketua BPN, Aktivis #2019gantipresiden Neno Warisman yang menjadi Wakil Ketua Tim Pemenangan.
Kemudian Ketua Umum Pemuda PP Muhammadiyah Dahnil Anzhar Simanjuntak, Sekjen Koalisi Indonesia Adil Makmur, Ketua DPP PAN Yandri Susanto, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Waketum Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri.
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal mengisi posisi Dewan Pembina Tim Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
Ada pula Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto, dan Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto.