Anggota Komisi IV DPR RI Robert Joppy Kardinal mengajak masyarakat Papua dan Papua Barat untuk kembali mengonsumsi sagu dalam pemenuhan pangan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini penting untuk menjaga kelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam papua yang dianugerahi oleh produksi sagu yang melimpah.
“Soal konsumsi sagu ini saya konsen, produktifitas sagu di Papua ini sangat melimpah, ada 5,2 juta ton sagu. Saya kira bagus jika sagu itu bisa memenuhi kebutuhan di seluruh Indonesia,” tutur Robert usai meninjau lokasi pengolahan sagu di Kabupaten Sorong, Papua Barat, baru baru ini.
Legislator Partai Golkar ini pun mengajak seluruh komponen baik pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama bersinergi dalam menggali potensi sagu di Papua, karena ini adalah makanan lokal yang harus dijaga kelestariannya.
“Kalau dengan sagu itu bisa terpenuhi kebutuhan sagu seluruh Indonensia. Ini potensi sagu harus digali terus. Saya terus berdiskusi dengan pemerintah provinsi, bahwa mereka sedang giatkan itu. Semua kegiatan yang dilakukan pemerintah, makanan yang disajikan harus makanan lokal. Dan sagu itu manfaatnya jauh lebih banyak daripada sawit,” jelas Robert.
Robert juga menegaskan bahwa mengonsumsi sagu itu juga lebih baik daripada mengkonsumsi beras, pasalnya sagu tidak mengandung karbohidrat dan cukup untuk terhindar dari diabetes. Ini perlu untuk diketahui sebagai langkah untuk menjaga pola makan untuk hidup sehat.
“Dan menurut saya, sagu adalah yang terbaik. Untuk karbo itu untuk hindari diabetes. Orang Papua saya sarankan untuk lebih banyak makan sagu. Saya di Jakarta tiap minggu itu dua kali makan sagu, yakni papeda,” sambung legislator dapil Papua Barat ini.
Ia juga sangat menuturkan bahwa sagu adalah anugerah yang diberikan tuhan untuk tanah Papua, sehingga anugerah itu harus dimanfaatkan secara maksimal. “Seluruh dunia di manapun tidak ada makanan gratis kecuali sagu. Sagu adalah anugerah Tuhan untuk Papua. Tuhan yang tanam sagu itu, ayo kembali kita makan sagu,” ajak Robert.(*)