TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KEPALA Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan beberapa jenazah korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah ditemukan di beberapa tempat.
"Saya belum dapat jumlah angka korban. Beberapa jenazah ditemukan di beberapa tempat," kata Sutopo saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Sutopo mengatakan berdasarkan konfirmasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah kepada Posko BNPB, tsunami telah menerjang pantai Talise di Palu dan pantai di Donggala.
Beberapa video yang didokumentasikan masyarakat dan disebarkan di media sosial mengenai tsunami di Palu dan Donggala adalah benar.
Gempa dan tsunami menimbulkan korban jiwa. Laporan sementara terdapat beberapa korban meninggal karena tertimpa bangunan roboh.
"Tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan di pantai. Jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan," jelas Sutopo.
Petugas BPBD, TNI/Polri, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan relawan melakukan evakuasi dan pertolongan pada korban.
"Korban yang luka-luka ditangani oleh petugas kesehatan. Penanganan darurat terus dilakukan," katanya.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.
Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat.
BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB.