Sabtu, 29 September 2018, ratusan penggemar sepeda onthel dari berbagai daerah mengadakan kopi darat. Kopi darat yang digelar di Museum Olahraga Nasional, TMII, Jakarta, itu diisi dengan berbagai lomba ketangkasan, seperti naik sepeda dengan laju rendah dan memasukan bola dalam jaring-jaring.
Lomba ketangkasan itu lebih meriah ketika musik yang berada di panggung, melantunkan lagu-lagu popular.
Setelah puas dengan acara yang penuh keakraban, selanjutnya mereka mengikuti Sosialiasi Empat Pilar MPR, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Meski selepas berlomba di halaman museum, mereka tak memperlihatkan kelelahan saat mengikuti sosialisasi.
Di awal acara, Ketua Komunitas Onthel, Cornus Q, mengharap kepada peserta agar memperhatikan pemaparan materi. "Supaya paham Empat Pilar itu penting", ujarnya. Sosialisasi yang kali pertama diikuti itu diharap menjadi nilai tambah bagi mereka.
Sementara itu, dalam sambutan Wakil Sekretaris Jenderal MPR Selfi Zaini memberi apresiasi kepada komunitas penggemar sepeda onthel itu. Mereka disebut sebagai salah satu modal bangsa untuk ikut mengembangkan Empat Pilar.
Selfi mengingatkan kepada mereka sejarah bangsa. Dipaparkan bangsa ini merdeka berkat para generasi muda. "Mereka mengorbankan harta bahkan jiwa untuk Indonesia merdeka", ujarnya.
Dari mereka lahir dasar dan konstitusi bangsa yang bentuk dan wataknya sesuai dengan nilai-nilai ke-Indonesia-an. "Konsepsi kebangsaan yang bercirikan kekeluargaan", paparnya. "Bangsa ini untuk semua bukan untuk satu golongan", tambahnya.
Dari peran itulah, Selfi menyebut para pendiri bangsa memberi keteladanan kepada kita. "Melalui jiwa kenegarawanan pendiri bangsa memberi teladan tanpa sekat", tuturnya. "Bagi pendiri bangsa paling penting adalah persatuan Indonesia", tambahnya.
Diingatkan, bangsa ini sekarang menghadapi berbagai tantangan dalam berbagai dimensi, seperti melemahnya nilai kebangsaan dan kesenjangan sosial. Untuk menghadapi tantangan itu, menurut Selfi perlu terobosan yang strategis.
"Salah satunya kembali ke jati diri bangsa", ungkapnya. Kembali jati diri bangsa disebut sebagai bentuk mengabdi pada bangsa. Lebih lanjut dikatakan, melawan kemiskinan merupakan juga salah satu bentuk kembali ke jati diri bangsa.
Ditegaskan, dalam mengarungi perjalanan bangsa diharap semua tetap optimis menatap masa depan. Bangsa ini butuh sumber daya manusia yang tak hanya menguasai Iptek namun juga mempunyai jiwa cinta tanah air. "Inilah modal untuk menjaga keberlangsungan bangsa", paparnya.
Untuk membentuk sumber daya manusia yang demikian, menurut Selfi membuat MPR konsisten untuk melakukan Sosialisasi Empat Pilar. "Saya mengajak semua khususnya penggemar sepeda onthel untuk lebih mengenal dan menyebarkan Empat Pilar", tegasnya.
Dalam sosialisasi itu, Kepala Biro Persidangan Setjen MPR, Tugiyana, mengatakan sosialisasi ini mengulang apa yang pernah kita alami di sekolah. "Dulu saat sekolah kita pernah mendapat pelajaran PMP", tuturnya. Diakui setelah ada reformasi, pelajaran PMP dihapus namun beberapa tahun kemudian sosialisasi Pancasila dirasa penting oleh bangsa Indonesia. "Negara ini bisa berdiri tegak karena ada Pancasila", ujarnya.
Untuk itulah MPR mempunyai prakarsa melakukan Sosialisasi Empat Pilar. Sosialisasi disebut penting sebab bangsa ini menghadapi beragam tantangan. "Perlu ketahanan diri bangsa dengan landasan Pancasila", sebutnya.
Tantangan yang ada menurut Tugiyana sekarang salah satunya lewat hoax. Untuk itu dirinya mengharap agar masyarakat pandai-pandai memilih dan memilah berita. "Kita jangan tergoda dengan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila", tambahnya.(*)