TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sejumlah objek vital hancur dan rusak parah akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter yang mengguncang Kabupaten Donggala, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Tower Bandara Mutiara SIS Al-Jufri, Palu, roboh tak lama gempa berguncang, kemudian diikuti tsunami yang menerjang Kota Palu yang terkenal dengan sebutan Kota Teluk karena memang letaknya di teluk.
Ada sejumlah kesaksian di balik bencana gempa yang melanda Kota Palu tersebut. TribunJakarta.com mencoba menghimpun berita terkini tentang jumlah korban, cerita di balik lepas landasnya pesawat Batik Air dan petugas ATC Bandara Palu yang berjasa.
384 orang meninggal
Badan Nasional Penanggulangan Bencana melansir data terkini korban jiwa akibat gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu hingga pukul 13.00 WIB tercatat sebanyak 384 orang meninggal.
"Kami dapat update data baru, total meninggal dunia 384 orang dan luka berat sebanyak 540 orang," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).
Jumlah korban meninggal dan luka-luka yang dilansir oleh BNPB adalah korban yang sudah teridentifikasi oleh BNPB dan tim SAR gabungan.
Sedangkan untuk Kabupaten Donggala masih belum mendapat informasi korban, karena sulitnya komunikasi.
Ia memastikan jumlah korban dipastikan akan bertambah, karena masih banyak korban yang belum dapat BNPB identifikasi.
"Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena proses pencarian, proses evakuasi masih terus dilakukan," ujar Sutopo.