Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan korban tewas akibat dari gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah akan dikebumikan secara massal.
Menurut dia, upaya pemakaman korban jiwa itu dilakukan karena jasad sudah menimbulkan bau tidak sedap, karena telah meninggal dunia dari tiga hari yang lalu.
"Sudah tiga hari kondisi jenazah sudah mengeluarkan bau. Sehingga dilakukan pemakaman massal," ujar Sutopo, saat jumpa pers Update Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami di Kota Palu dan Donggala di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018) siang.
Dia menjelaskan, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, dan BNPB sudah meninjau salah satu tempat pemakaman umum di Kota Palu.
Baca: Mendagri Imbau Kepala Daerah Sisihkan Anggaran untuk Bencana di Palu dan Donggala
Dia menegaskan, upaya pemakaman itu dilakukan sesuai dengan adat istiadat dan kebiasaan yang ada pada umumnya.
"Ada 1000 ruang di sana. Untuk proses pemakamannya, kami tetap akan menggunakan peraturan yang ada. Artinya, dipilah laki-laki, perempuan, kemudian didoakan," kata dia.
Upaya pemakaman massal itu sudah pernah dilakukan pada saat insiden gempa bumi dan tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam pada 2004 lalu.
"Seperti yang kami lakukan pada saat pemakaman massal menangani gempa bumi dan tsunami di Aceh. Juga pada saa, kami menangani erupsi merapi di mana korban sedemikian banyak kami makamkan," tambahnya.