News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Sulteng

61 Ribu Orang Masih Mengungsi, Paling Banyak Ada di Desa Janoge Kecamatan Sigi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga Palu menunjukkan sebuah rumah beton yang digulung lumpur yang keluar dari perut bumi dan berpindah ratusan meter di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, pasca-gempa bermagnitudo 7,4.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan ribu warga mengungsi pada 109 titik pengungsian yang tersebar di Sulawesi Tengah, pasca gempa dan tsunami menerjang provinsi itu pada Jumat sore, 28 September lalu.

Berdasar data yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Selasa (2/10/2018) pukul 10.00 WIB, sebanyak total 61.867 orang masih mengungsi.

Baca: Pertamina All Out Amankan Pasokan Energi Di Palu Dan Sekitarnya

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan para pengungsi tersebar pada lebih dari 100 titik.

Jumlah sebarannya pun beragam, mulai dari 13 orang saja, hingga 10.068 orang.

"61.867 yang tersebar di 109 titik, jumlah setiap titik itu bervariasi, ada yang 13 orang, ada juga yang sampai 10.068 orang dan sebarannya berdasarkan data tadi pukul 10 (pagi)," ujar Sutopo, dalam konferensi pers yang digelar di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (2/10/2018).

Untuk lokasi pengungsian yang hanya ditempati 13 orang itu, terletak di Jalan Maleo.

Sedangkan lokasi pengungsian yang memiliki jumlah pengungsi terbanyak, yakni 10.068 orang, berada di Desa Janoge yang terletak di Kecamatan Sigi.

Sementara itu, lokasi pengungsian lainnya yang memiliki jumlah pengungsi ribuan juga tersebar di Lapangan Vatulemo, halaman sebuah perkantoran, Bundaran Biromaro, Mako Sabhara Poboya, Lapangan Perdos.

Kemudian Talise, Std Gawalise, Perumnas Balaroa, BTN Petobo, BTN Korpri Kawatuna, Petobo Atas, Kir Lurah Palupi, kelurahan Merpati BTN Green Garden, Birobuli Selatan, serta Desa Tubo dan Desa Talua.

Sutopo pun menekankan para pengungsi itu saat ini tidak hanya membutuhkan logistik pangan, namun juga perlengkapan tidur, obat-obatan, tenaga medis, hingga air bersih.

"Belum semua kebutuhan dasar untuk pelayanan pengungsi terpenuhi, mereka butuh tenda, selimut, matras veltbed, makanan dan minuman, pelayanan kesehatan, air bersih, sanitasi, MCK, trauma healing, sandang dan lainnya," kata Sutopo.

Dari informasi yang diperoleh BNPB di lapangan, hari ini sudah ada 1234 korban ditemukan meninggal dunia, kemudian 799 orang mengalami luka berat, serta 99 orang dinyatakan hilang.

Sebelumnya, gempa bumi bermagnitudo 7,4 skala richter mengguncang wilayah provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat sore, 28 September lalu.

Gempa tersebut kemudian mengakibatkan tsunami setinggi hingga 2 meter yang menyebabkan korban tewas semakin banyak karena mereka tidak hanya tertimpa reruntuhan bangunan, namun juga tersapu derasnya air laut.

Hingga kini proses evakuasi, pengiriman bantuan logistik dan tim relawan juga masih dilakukan untuk memasuki lokasi yang masih terisolir.

Diketahui saat ini sudah ada 26 negara yang menawarkan bantuan untuk penanganan korban gempa di provinsi itu dan tawaran itu pun disambut baik oleh pemerintah Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini