"Landasan Bandara Palu rusak sepanjang 500 meter sehingga tak bisa digunakan Hercules besar," katanya.
"Sementara bersama kami, banyak juga warga sipil yang berusaha keluar dari Palu dengan menggunakan Hercules. Akhirnya, ya kami terang bersama banyak ibu-ibu yang membawa anak kecil," tambah Tagor.
3. Kisah Tagor, atlet paralayang yang selamat dari gempa
Menurut Tagor, situasi saat gempa terjadi memang mencekam. Tagor harus merangkak di lorong hotel karena begitu kuatnya guncangan gempa.
"Saat itu saya sudah pindah dari hotel ke guest house. Gempa pertama dan kedua memang masih kecil, jadi kita abaikan. Yang ketiga pada sore hari, terjadi saat saya masih berada di kamar. Gempanya sangat besar, kami seperti diguncang-guncang, naik turun. Langsung saya merangkak keluar dan kembali ke kamar setelah gempa mereda untuk menyelamatkan laptop dan kamera."
Setelah berhasil keluar hotel, Tagor bersama para atlet dan rombongan pengurus pergi menggunakan mobil pengangkut parasut ke daerah yang lebih tinggi.
"Waktu itu belum tahu kalau ada tsunami, tetapi prinsipnya menjauhi wilayah pantai. Jadi semalaman kita tidur di udara terbuka," ungkapnya.
4. Dua jenazah atlet ditemukan di bawah reruntuhan Hotel Roa Roa
Tim evakuasi Basarnas (Badan SAR Nasional) menemukan jenazah dua atlet paralayang Sulawesi Utara, Gleen Mononutu dan Petra Mandagi, yang tertimbun dalam reruntuhan Hotel Roa Roa pascagempa dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018).
"Siang tadi ditemukan dua jenazah di Hotel Roa Roa yang dipastikan keduanya adalah Gleen Mononutu dan Petra Mandagi, atlet paralayang Sulut," kata Wahyu Yudha, Ketua Paralayang Indonesia, kepada Antara di Bogor.
Wahyu menjelaskan, evakuasi dua jenazah tersebut dilakukan sekitar pukul 16.36 WITA (waktu Indonesia tengah) oleh tim evakuasi Basarnas.
"Keluarga mengenali cincin yang bertuliskan nama Stevy, maka dipastikan kedua jenazah adalah atlet paralayang Sulut," kata Yudha.
5. Lima atlet belum diketahui nasibnya
Anggota Basaranas masih berjuang mencari keberdaan lima atlet paralayang yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan Hotel Roa Roa.