Laporan Wartawan Tribunnews.com, Brian Priambudi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan telah menyiarkan peringatan dini tsunami saat gempa besar mengguncang Sulawesi Tengah.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryoni menegaskan, ketika terjadinya gempa peringatan dini tsunami dini dinyalakan dari jam 18.10 sampai 18.27 WITA.
"BMKG sudah memberikan peringatan tsunami dan BMKG mengakhiri peringatan setelah tsunami berakhir. Dinyatakan gagal itu kalau sama sekali tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami," jelas Daryono dalam Forum Merdeka Barat 9 di Kantor BNPB, Kamis (4/10/2018).
Oleh karena itu, dirinya menegaskan berita yang mengatakan BMKG gagal dalam mengatasi peringatan tsunami adalah tidak benar.
"Jadi berita yang memberitakan bahwa BMKG gagal dalam memberikan peringatan tsunami itu tidak benar," lanjutnya.
Baca: PM Mahathir Ingin ASEAN Bantu Indonesia Tangani Bencana Gempa-Tsunami di Sulteng
Daryono pun menerangkan rentetan gempa yang terjadi pada Jumat 28 September 2018 di Sulawesi Tengah.
Gempa pertama terjadi pukul 15:00 WITA berkekuatan 6,0 SR yang langsung mengerahkan tim stasiun BMKG Palu untuk mendata kerusakan.
Namun di tengah perjalanan terjadi gempa kuat pada 18.02 WITA berkekuatan 7,7 SR lalu diperbarui menjadi 7,4 SR.
"Gempa inilah yang memicu tsunami. Pada pukul 18.06 WITA kita menetapkan peringatan dini Tsunami. Pada pukul 18.08 itu air laut surut lalu pada 18.10 WITA itu terjadi pasang tertinggi hingga 1,5 meter di pelabuhan Pantoloan, inilah tsunami yang dimaksud, kemudian pada pukul 18.14 terjadi gempa lagi 6,3 SR," jelas Daryono.
Tiga rentetan gempa inilah membuat kerusakan parah di beberapa wilayah Sulawesi Tengah.
Menurut Daryono, kerusakan parah dikarenakan retaknya dinding rumah akibat gempa pertama, datang lagi gempa besar 7,4 SR, kemudian datang lagi 6,3 SR.
"Kemudian ada tsunami tercatat di Mamuju pada pukul 18,27 WITA namun hanya kecil hanya 6 cm," jelas Daryono.