Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kordinator Bidang Komunikasi, Media, dan Penggalangan Opini DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menilai kebohongan Ratna sarumpaet yang mengaku dianiaya sehingga wajahnya lebam bukan merupakan kebohongan yang luar biasa.
Baca: Video Detik-detik Ryuji Utomo Lamar Shabrina Ayu, Sempat Dikira Prank
Baca: Sebut Ratna Sarumpaet Cuk Nyak Dien Masa Kini, Anak Amin Rais Diberi Ini Oleh Tim Jokowi-Maruf Amin
“Luar biasa kebohongan yang dilakukan oleh seorang Ratna Sarumpaet. Bagi saya, ini bukanlah kebohongan biasa. Dia adalah figur publik yang merasa selalu bicara moral dan mengkritik siapa pun, termasuk pemerintah,” kata Ace, Kamis (4/10/2018).
Menurut Ace selama ini Ratna selalu mengaku sebagai pegiat Hak Asasi Manusia (HAM). Pernyataannya selalu dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh pendukunya. Namun ternyata menurut Ace, Ratna memproduksi kabar palsu (Hoaks).
Lebih parah lagi, Kabar palsu tersebut kemudian dipercaya oleh sejumlah tokoh dan politisi seperti Prabowo, Amien Rais, Djoko Santoso, dan Fadli Zon yang kemudian menggelar Konferensi pers. Kabar tersebut kemudian menjadi perhatian publik sebelum akhirnya Ratna mengakuinya sebagai hoaks.
“Apa jadinya jika berita bohong itu dianggap benar oleh para pendukungnya? Saya khawatir akan menimbulkan konflik antarpendukung karena menyangkut kekerasan fisik seseorang,” katanya.
Oleh karena itu Ace mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus kabar palsu Ratna sarumpaet tersebut. Polisi harus bisa mengungkap motifnya apakah untuk membuat publik gaduh atau bahkan bertujuan untuk membenturkan anatara pendukung Capres-Cawapres.
“Ini menjadi pembelajaran bagi siapa pun untuk tidak menebarkan kebohongan. Apalagi jika kebohongan itu dipercayai dan diamini oleh capres yang sudah kedua kalinya maju Pilpres,” pungkasnya.
Sebelumnya Ratna mengaku bahwa wajah lebam pada dirinya karena dianiaya tiga orang pria di Sekitar Bandara, Husein Saatranegara, Bandung, Jawa Barat pada 21 September lalu.
Kejadiaan penganiayaan tersebut kemudian diceritakan Ratna kepada Prabowo, Amien Rais, dan Fadli Zon.
Prabowo kemudian menggelar konferensi Pers dan mengutuk penganiayaan tersebut.
Setelah pihak kepolisian menemukan bukti-bukti bahwa informasi penganiaya tersebut palsu, Ratna kemudian menggelar konferensi pers.
Ratna mengaku bahwa kabar penganiayaan tersebut rekayasa. Wajah lebam yang fotonya viral di media sosial tersebut hanya akibat dari suntikan dari seorang dokter ahli bedah dari Rumah Sakit khusus bedah plastik kawasan Menteng, Jakarta Pusat.