TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menghubungi langsung sejumlah kepala daerah dari PDIP untuk membantu korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Instruksi Megawati itu murni untuk membantu korban bencana tanpa embel-embel politik.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2018).
Baca: Rupiah Ambles, Warga Ramai-ramai Tukarkan Uang ke Money Changer di Jalan Gajah Mada
"Ibu Mega kemarin menghubungi Prof Nurdin Abdullah, gubernur terpilih di Sulawesi Selatan, untuk bergotong royong," kata Hasto.
Selain Nurdin, Megawati disebut Hasto, juga menghubungi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Para kepala daerah tersebut juga diminta membantu korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Megawati juga meminta kepada kepala daerah tersebut untuk bergerak secara gotong royong demi memulihkan kondisi di Sulteng.
Baca: Penyandera menempaki polisi AS, seorang tewas enam luka
"Semua kepala daerah dari PDIP bergotong royong untuk mengatasi bencana itu," terang Hasto.
"Kami juga hadir tanpa menggunakan simbol partai karena ini gerakan kemanusiaan, kecuali mobil karenaleading-nya seperti itu. Tapi di luar itu, kami imbau mereka datang mengedepankan gerak kemanusiaan untuk menolong rakyat dan ini bukan saatnya untuk berkampanye," tambahnya.
Sambil membuka handphonenya, Hasto membacakan pesan yang ditulis langsung oleh Megawati soal apa saja bantuan yang harus segera dikirimkan.
Bantuan itu, mulai dari tenda, air minum, beras, hingga lauk-pauk.
"Untuk dapur umum, obat-obatan, daster untuk keperluan perempuan, sarung, pembalut dan pampers, makanan bayi," jelas Hasto.
Dikabarkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 1.407 orang.
Data tersebut disampaikan BNPB pada Rabu, (3/10/2018), pukul 13.00 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, 1.407 orang meninggal dunia terdiri dari wilayah Kota Palu, sebagian Donggala, Sigi, dan Parigi Mountong, dimana yang telah dimakamkan sebanyak 519 jenasah.
"Korban meninggal dunia disebabkan oleh tertimpa reruntuhan bangunan gempa dan akibat tsunami," ujar Sutopo di kantornya, Jakarta, Rabu (3/10/2018).(*)