TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada suasana pagi yang berbeda di Museum Penerangan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang terletak di kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah, Kamis (4/10/2018).
Di setiap sudut lantai dasar museum itu terdengar cengkerama pemandu berseragam biru dengan beberapa kelompok turis berpakaian eksentrik, dalam bahasa Inggris.
Mereka semua memegang gelas plastik, welcome drink berwarna coklat muda yang ternyata adalah ramuan beras kencur.
Setiap kali menyesap, komentar mengenai rasa jamu tersebut terlontar “Ini seperti minuman di kampung halaman saya”.
Seorang tuis lainnya bahkan mengagumi rasa minuman rempah tersebut hingga menambah satu gelas lagi.
Kelompok berbahasa asing tersebut ternyata bukan turis biasa, mereka adalah saudara jauh dari Pasifik Selatan.
Beberapa dari Solomon Islands, dan lainnya adalah jurnalis asal Vanuatu, Samoa, Nauru, Fiji Islands, Kiribati, Tonga dan Papua Nugini. Nama-nama Negara yang terasa asing di telinga para pemandu.
“Perjuangan saya mencapai kota Anda adalah 18 jam penerbangan ke kota Brisbane, 10 jam ke kota Singapura, dan 2 jam ke Jakarta. Desa saya terletak jauh 2300 kilometer di sebelah timur Papua Nugini, cobalah Anda lihat di peta," ungkap Jason Dowong Harris, asal Nauru kepada seorang pemandu museum.
Hesti (26) serta-merta membuka aplikasi peta di gawainya dan tertegun.
Sekelompok jurnalis bersemangat menanyai pemandu lainnya perihal peralatan jurnalistik antik yang mereka temui di sekitar area storyline prasejarah.
“Jadi apa yang kalian pamerkan di sini adalah alat komunikasi yang pernah mewarnai keseharian bangsa Indonesia," simpul Lilyrose Weiwei, produser radio berkewarganegaraan Vanuatu, ketika Fransisca (35) menjelaskan fungsi penting kentongan bagi desa-desa di Indonesia.
Unik, karena beberapa jurnalis lainnya serta-merta menyebut nama lain alat komunikasi tersebut di negaranya masing-masing.
“Ternyata kita seperti saudara jauh, budaya kita sama,” lontar Lilyrose.
Kunjungan kesebelas jurnalis ini merupakan kegiatan rangkaian tur jurnalistik dari tanggal 1-7 Oktober 2018 yang diprakarsai oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.