Selasa (2/10/2018) lalu, Menkominfo Rudiantara menjamu para warga Pasifik Selatan tersebut di Hotel Borobudur, sebelum mereka bertandang ke kantor stasiun televisi Net di bilangan Kuningan dan kantor Go-Jek di bilangan Blok M, Jakarta Selatan.
Selepas tur singkat di museum milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Muspen), 4 wanita dan 7 pria warga lautan Pasifik tersebut akan langsung menyambangi Yogyakarta selama 2 malam, lalu diakhiri dengan kunjungan 2 malam ke Bali.
Kesebelas jurnalis Pasifik Selatan ini sedang melakukan capacity building bersama Kemkominfo.
Selain kegiatan utama workshop di Multimedia Training Center (MMTC) Yogyakarta, Jumat (5/10/2018), kesebelas jurnalis dari Pasifik Selatan ini akan melakukan familiarization trip untuk lebih mengenal budaya, pertumbuhan ekonomi, good governance, demokrasi, pluraslisme, pemerataan pembangunan, serta pembangunan infrastruktur.
Kepala Muspen, Abdullah (50) menyampaikan rasa bangganya dapat bersua dengan jurnalis dari berbagai Negara kepulauan di Pasifik.
“Kami sangat berharap Anda semua dapat menikmati sejarah komunikasi dan layanan informasi Indonesia yang kami sajikan di museum ini dan membawanya pulang bersama Anda ke Pasifik Selatan,” kata dia.
Turut dihadiri oleh jajaran Taman Mini Indonesia Indah, area di mana Muspen berdiri semenjak tahun 1993, acara pelepasan para jurnalis semakin meriah dengan penyerahan cenderamata sepasang wayang golek Jawa Tengah kepada masing-masing jurnalis.
“Saya merasa seperti artis, disoraki King of Solomon oleh teman-teman,” ungkap jurnalis Biriau Wilson asal Kepulauan Solomon setelah menerima cenderamata di ruang mini theater Muspen.
Para jurnalis menyukai ruangan Si Unyil dimana mereka berkenalan dengan sekelompok boneka legendaries yang ceritanya ditayangkan oleh TVRI pada kurun tahun 1981-2003 lalu.
Antusiasme sekelompok jurnalis juga terlihat ketika berhadapan dengan diorama kecil Pusat Penerangan Desa, program layanan informasi kepada masyarakat pedesaan melalui Jupen (Juru Penerang).
Jason asal Nauru menikmati kunjungannya karena bisa melihat lagi kamera merek Panasonic yang ia gunakan di awal profesinya sebagai kamerawan di tahun 1990-an.
Ia mengabadikan “reuninya” tersebut dengan berfoto bersama koleksi Muspen yang pernah digunakan dalam merekam bencana tsunami di Aceh, tahun 2004 lalu.
Tur diakhiri dengan foto akrab bersama kru Muspen di area air mancur, dan dilanjutkan dengan berwisata budaya ke Museum Indonesia, di mana kekayaan filosofi dan adat istiadat Indonesia menjadi hal yang kembali memukau mereka.
Namanya saja saudara jauh, saling mengagumi kebudayaan yang mengingatkan kampung halaman.
Salah satu kalimat pemersatu para saudara jauh di penghujung pertemuan adalah kumandang slogan museum se-Indonesia yang diserukan dengan meletakkan tangan kanan di dada kiri ketika berfoto: “Museum di hatiku!”