TRIBUNNEWS.COM - Polemik kabar bohong atau hoax yang dibuat Ratna Sarumpaet ikut memancing keriuhan komentar para tokoh nasional di media sosial, termasuk Fahri Hamzah dan Mahfud MD.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, kemudian membuat kicauan bertanya kepada Mahfud MD soal hoax.
Kicauan ini berawal dari tweet Denny JA, soal polemik Ratna Sarumpaet yang menyebar berita bohong.
Pada kicauan itu, Denny JA mengunggah kutipan Mahfud MD yang diunggal oleh sebuah portal berita.
Dalam berita itu, Mahfud MD mengusulkan agar penyebar berita bohong Ratna Sarumpaet dituntut dengan hukuman 6 tahun penjara menggunakan UU ITE.
Nah, dari kutipan Mahfud MD ini, Fahri Hamzah kemudian membuat tweet pertanyaan, yang ditujukan kepada Mahfud MD.
Fahri Hamzah membandingkan kasus Ratna Sarumpaet dengan tidak jadinya Mahfud MD menjadi calon Wakil Presiden Jokowi.
Pengen nanya prof @mohmahfudmd apakah janji istana sampai jahit baju putih untuk cawapres itu adalah HOAX?
Kalau @DennyJA_WORLD kan memang Konsultan Timses...
kalau istana menyebar HOAX yg dipidana siapa? ; presiden, Mensekneg atau Nusron?
Kicauan Fahri Hamzah, yang diunggah Kamis (14/10/2018) ini kemudian memancing komentar prokontra oleh netizen.
Mereka yang mengecam menyebut, Fahri Hamzah salah dalam menghubungkan antara Ratna Sarumpaet membuat berita bohong dengan keputusan Jokowi yang batal mengangkat Mahfud MD sebagai Cawapres.
Sekitar 12 jam setelah kicauan Fahri Hamzah itu ramai, Mahfud MD pun membalas.
Mahfud MD membalas satu kicauan netizen yang mengecam Fahri Hamzah.
Menurut Mahfud MD, Fahri Hamzah mencampuradukkan antara berita bohong dan berita nyata.
Tak usah dilayani, Hazri.
Dulu @Fahrihamzah jg bilang tak ada korupsi e-KTP krn dirinya sdh keliling di ruangan2 DPR tak ada uang korupsi itu.
Nyatanya, Pelakunya mengaku dan siap jd justice collaborator.
Skrg dia mencampuraduk antara "berita bohong" dan "berita nyata"
Sempat Membela
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyampaikan dugaan dokter ahli bedah tentang kondisi Ratna Sarumpaet.
Hal itu disampaikan oleh Mahfud MD di akun Twitternya, @mohmahfudmd, Selasa (3/10/2018).
Ia menuliskan, jika benar penganiayaan itu dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, maka pelakunya harus dikutuk.
Namun, kalau ternyata kasus itu hanya permainan politik, maka pemainnya yang harus dikutuk.
Sebab, ia mengatakan kalau dirinya baru bertemu dengan seorang dokter ahli bedah.
Kemudian, dokter itu menyampaikan kalau ada kejanggalan pada luka Ratna Sarumpaet.
Ia menuliskan, kejanggalan pada kedua kelopak mata Ratna Sarumpaet.
Yakni, luka di kedua bagian kelopak kiri dan kanannya terlihat agak aneh.
Terakhir, ia pun mengajak pengikutnya untuk menunggu perkembangan selanjutnya.
"Itu kita kutuk, kalau benar terjadi. (*)