TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyadari Indonesia merupakan wilayah rawan gempa dan pentingnya pendidikan tanggap bencana, banyak pihak setuju agar gerakan Palang Merah Remaja (PMR) kembali dihidupkan.
"Sebenarnya dulu itu saat SMA dan SMP ada Palang Merah Remaja. Menurut saya penting dihidupkan kembali Palang Merah Remaja. Ditambah harus ada pelajaran khusus soal bencana. Sejak usia dini harus dibekali, jadi saat besar sudah sadar kita hidup di tempat rawan bencana," papar Dokter Darurat Bencana yang juga Aktivis Sosial Kemanusiaan, Rosaline Rumaseuw, Sabtu (6/10/2018) dalam diskusi bertema : Palu Retak di Cikini, Jakarta Pusat.
Kepala Biro Humas Palang Merah Indonesia (PMI), Aulia Arriani setuju soal Palang Merah Remaja yang harus dihidupkan. Terlebih saat ini, generasi muda memang jarang tertarik dengan Palang Merah Remaja.
Menurutnya dewasa ini, di beberapa sekolah masih ada yang menjadikan Palang Merah Remaja sebagai ekstrakurikuler. Hal ini harus terus dipelihara dan ditularkan ke sekolah yang lain.
"Palang Merah Remaja di beberapa sekolah masih ada. Memang kegiatan ini bagi generasi zaman now kurang seksi. Mungkin harus dikemas dan diubah agar lebih muda, tidak terkesan tua," imbuh Aulia.
Menyoal edukasi bencana, Aulia menjelaskan hal tersebut sudah dilakukan PMI karena itu merupakan bagian dari mandat yang diberikan ke PMI.