TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana mendatangkan eskavator amfibi untuk mengevakuasi korban gempa dan tsunami di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur.
"Ditaksir jumlah perkiraan bangunan rusak mencapai 366 unit, ditambah kondisi lumpurnya masih basah, dan karena itu diperlukan eskavator amfibi sebanyak 6 unit di sana," ujarnya, Minggu (7/10/2018)
Menurut Sutopo, bila tidak menggunakan alat tersebut, proses evakuasi akan mengalami kesulitan, karena wilayah tersebut mengalami fenomena likuefaksi.
"Dan area yang terdampak fenomena likuefaksi di Desa Jono Oge sekira 202 hektare," tambahnya.
Baca: Budiman Sudjatmiko Tantang Debat Fadli Zon, Fahri Hamzah, Rocky Gerung hingga Dahnil Anzar
Dengan perencanaan tersebut, dikatakan Sutopo, proses evakuasi di Jono Oge bisa terus dilakukan.
"Apakah sektor timur dan sebagainya, tidak semuanya area di sini tertimbun oleh lumpur sehingga evakuasi terus dilakukan oleh Tim SAR," ungkap Sutopo.
Sutopo juga menambahkan, tak hanya Desa Jono Oge yang mengalami fenomena tersebut.
"Desa Petobo, Biromaru, dan Sidera banyak korban terendam lumpur setinggi 3 meter," kata Sutopo.
Perumnas Balaroa pun, dikatakan Sutopo, kerusakan bangunan ditaksir 1.747 rumah mengalami kerusakan sangat parah.
"Sedangkan di perumnas Petobo mencapai 744 rumah yang mengalami rusak parah," pungkasnya.