News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Sulteng

JK Kemukakan Alasan Masa Evakuasi Korban Likuefaksi Dihentikan

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (9/10/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan alasan masa evakuasi korban likuefaksi (tanah kehilangan daya ikat) di tiga tempat bencana akibat gempa bumi di Sulawesi Tengah dihentikan pada 11 Oktober 2018.

Ia menyebutkan, kemungkinan atau harapan hidup korban fenomena alam itu sangat kecil.

"Itu yang saya katakan tadi kemungkinan hidupnya kecil sekali kecuali ada mukjizat," katanya di Kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (9/10/2018).

Selain itu, Kalla yang juga ditunjuk sebagai Komandan Penanganan Dampak Bencana di Sulawesi Tengah menuturkan, tempat peristiwa likuefukasi tidak lagi memungkinkan untuk diadakan proses evakuasi, dikarenakan tanah yang labil dan membuat alat berat kesulitan.

Ia pun berharap para keluarga dapat menerima dengan ikhlas langkah yang diambil pemerintah itu.

"Kalau dihentikan ya dipasrahkan untuk dikuburkan di sana ya. Iya karena sudah tidak bisa lagi karena tanahnya labil sekali. Kalau alat beratnya tenggelam juga ya lebih banyak korban lagi," ucap JK.

Setelah proses evakuasi dihentikan, JK mengatakan pemerintah akan fokus memberi perhatian pada warga yang selamat.

"Merawat yang terluka. Melayani yang selamat. Itu tetap jalan. Yang berhenti hanya evakuasi yang meninggal. Yang lain jalan. Rehabilitasi otomatis tetap jalan, baru jalan malah. Rehabilitasi baru mulai bulan depan," kata dia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya mendapatkan laporan lisan dari kepala desa di Petobo dan Balaroa, Palu, bahwa masih ada sekitar 5.000 orang belum ditemukan.

Dari data BNPB setidaknya ada 165 korban meninggal dunia dievakuasi dari Perumahan Balaroa dengan perkiraan bangunan rusak mencapai 1.471 unit; 120 korban meninggal dunia dan 2.050 unit rumah di Desa Petobo; dan 33 korban meninggal dunia ditemukan di Jono Oge serta 366 unit rumah mengalami kehancuran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini