TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menjadwalkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi akibat bencana gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah, akan berlangsung mulai awal November mendatang.
"Sesuai arahan wapres RI Jusuf Kalla, rehabilitasi dan rekonstruksi dijadwalkan mulai awal November 2018," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
Ia menerangkan, saat ini pendataan masih dilakukan untuk menghitung kerugian, kerusakan dan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi.
Baca: Sandiaga Kerap Kerap Lontarkan Pernyataan, Kubu Jokowi: Bantahannya Gampang
"Masa tanggap darurat masih berlangsung, hanya evakuasi korban dihentikan pada Kamis (11/10/2018)," ujar dia.
Sementara, layanan kebutuhan dasar bagi pengungsi, layanan kesehatan, distribusi logistik, layanan sekolah darurat, pembangunan huntara (hunian sementara) dan lainnya dilanjutkan hingga akhir Oktober 2018.
Pada H+12 ini, tercatat 2.045 korban meninggal dunia, berdasarkan update BNPB pada Rabu (10/10/2018). pukul 13.00 WIB.
"2.045 korban meninggal dunia. Rinciannya 171 di Donggala, 1.636 di Palu, 222 di Sigi, 15 di Moutoung dan 1 orang di Pasang Kayu," ujar terang Sutopo.
Baca: Penjual Makanan di Zona Semangat GBK Merasa Hal Ini yang Sebabkan Pengunjung Sepi Membeli
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, setelah proses pencarian korban dihentikan pada 11 Oktober esok, fokus pemerintah adalah merawat dan melayani warga.
"Merawat yang terluka, melayani yang selamat. Itu tetap jalan, yang berhenti hanya evakuasi yang meninggal, yang lain jalan. Rehabilitasi otomatis tetap jalan, baru jalan malah. Rehabilitasi baru mulai bulan depan (November)," kata JK yang ditemui di kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (9/10/2018). (Tribunnews.com / Rina Ayu Panca Rini)