Ia pun sempat beberapa waktu berkeliling kawasan itu yang sebagian sudah terendam lumpur.
Meski menyadari bangunan disini sudah tak mungkin untuk dibangun kembali, ia mengaku datang kembali ke tempat ini memang untuk sekedar meratapi harta miliknya yang sudah 'ditelan' bumi.
Mungkin dengan begitu, ia bisa sedikit melepaskan kesedihan yang terus berkecamuk di dalam hatinya.
"Saya datang tadi kesana (letak rumahnya) sudah tidak ada apa-apa hanya lumpur semua. Kemudian saya mutar-mutar dan ternyata rumah saya ada disini. Ini jauh sekali bergesernya lebih dari 200 meter," katanya.
Kini, Niswati tak tahu harus bagaimana kedepannya menjalani kehidupannya bersama keluarga.
Keluar dari Kota Palu dianggapnya tidak mungkin dilakukan karena ia memang asli berasal dari kota ini.
"Mau pindah kemana? Saya ini orang sini. Keluarga saya memang tinggal di Petobo, jadi tak mungkin saya pindah ke kota lain," kata Niswati.