News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Suap di Bekasi

Warga Bekasi Mengaku Tak Kaget Bupatinya Ditangkap KPK di Kasus Suap Meikarta

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin tiba di Gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Senin (15/10/2018) malam. Neneng Hasanah Yasin menjalani pemeriksaan KPK usai ditetapkan sebagai tersangka bersama 8 tersangka lainnya terkait OTT di Kabupaten Bekasi yakni suap pengurusan perizinan proyek pembangunan Meikarta di Kabupaten Bekasi. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Reporter Warta Kota, Muhammad Azzam

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait kasus dugaan suap perizinan proyek pembangunan Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Atas penangkapan itu, warga Kabupaten Bekasi mengaku tidak terkejut, malah sudah memprediksi Pemerintah Kabupaten Bekasi bakal diobok-obok KPK.

"Saya sih enggak terkejut ya, pejabat Pemkab Bekasi itu kan beberapa kan kena tim saber pungli Polda Metro Jaya," kata Nano Heryawan (40), warga Cibarusah, Kabupaten Bekasi, kepada Wartakota, Selasa (16/10/2018).

Nano mengatakan, Pemkab Bekasi yang dipimpin Neneng Hassanah Yasin dua periode tidak tampak perubahan signifikan.

Baca: Bupati Bekasi yang Diduga Terima Suap Proyek Meikarta Adalah Kader Partai Golkar

"Lihat saja kalau main ke Kabupaten Bekasi, jalan banyak yang rusak dari awal Neneng menjabat juga sampai sekarang tidak juga dibenerin. Malah jalan depan rumah Neneng di Pabayuran itu mulus bangat," tuturnya.

Baca: Keluarga Tak Terima Anak Perempuannya Digauli, Sang Pacar Dieksekusi Hingga Tewas

Ipeh Nuriyati, warga Babelan, Kabupaten Bekasi, juga mengungkapkan era kepempimpinan Bupati Neneng Hassanah Yasin tidak menunjukka perubahan pembangunan.

Baca: Ustaz Tengku Zulkarnain Bertanya kepada Menkeu: Jeng Sri, Puncak Pelemahan Rupiah Itu Berapa Sih?

"Sudah kayak tidak ada pemerintahannya, sampah di mana-mana, jalan rusak, pelayanan kelurahan atau kecamatan aja sulit. Dari dulu begitu aja, memang bener harus diganti bupati, eh akhirnya ditangkap KPK," ucapnya.

Ipeh juga tidak habis pikir kemajuan pembangunan di Kabupaten Bekasi tidak terlihat. Padahal, di lokasi itu banyak sekali pabrik maupun perusahan-perusahan besar.

Baca: Kronologi Lengkap Penangkapan Para Tersangka Suap Perizinan Meikarta

"Ini kan tidak seimbang, wilayah yang dekat pengembang gitu daerahnya bagus-bagus. Tapi kalau sudah pelosok gitu kacau parah. Lihat aja Muara Gembong kayak enggak disentuh Pemkab sama sekali. Kerjanya apa ini bupati, sibuk bikin izin pengembang properti, nah kan ketangkap juga jadinya sama KPK," paparnya.

Baca: Waketum PA 212: Amien Rais Tidak Pernah Berbohong dan Menyebarkan Kebohongan

Ipeh yang merupakan guru honorer di Kabupaten Bekasi juga mengaku selama ini belum pernah merasakan kenaikan gaji yang signifikan. Gaji guru honorer Rp 45 ribu per hari. Jika para guru mengajar satu bulan penuh, 26 hari, pendapatan yang diterima berkisar Rp 1,2 juta

"Kita guru honorer sudah sering demo, terakhir belum lama ini kita demo nginep-nginep sampai ada yang pingsan. Tetep aja sudah kayak orang budek tuh Bupati, boro-boro naik status. Kita minta naikin gaji saja kebanyakan mikir, anggaran katanya enggak cukup, bohong bangat," bebernya. (*)

Tags 
Neneng Hassanah Yasin
Kabupaten Bekasi
KPK
Berita Terkait :#Operasi Tangkap Tangan
11 Fakta Penangkapan Bupati Bekasi dan Direktur Operasional Lippo Group
Dugaan Suap Kasus Proye

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Neneng Hassanah Yasin Ditangkap KPK, Warga Kabupaten Bekasi Tak Terkejut, http://wartakota.tribunnews.com/2018/10/16/neneng-hassanah-yasin-ditangkap-kpk-warga-kabupaten-bekasi-tak-terkejut.
Penulis: Muhammad Azzam
Editor: Yaspen Martinus

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini