Mulai dari pemahaman untuk bisa memiliki pendidikan kemudian pekerjaan yang baik, hingga siap membangun keluarga jika usia mereka sudah produktif.
"Bina Keluarga Remaja itu untuk keluarga-keluarga yang memiliki remaja, kalau kita tingkatkan GenRe-nya, artinya keluarganya pun juga harus bisa memahami bagaimana caranya untuk menyesuaikan remaja-remaja ini," kata Sigit.
Sigit kemudian kembali menekankan bahwa Duta GenRe itu akan menjadi agen perubahan yang akan membantu mengatasi permasalahan yang terjadi di kalangan teman sebaya mereka.
Permasalahan yang difokuskan adalah menekan angka pernikahan dini, seks pranikah, penyalahgunaan Napza, dan sejumlah masalah lainnya.
"Dan GenRe ini jadi agen perubahan dari sebayanya mereka," tegas Sigit.
Pemilihan Duta GenRe tersebut secara khusus ditujukan untuk mengefektifkan sosialisasi dan promosi program GenRe di lingkungan remaja.
Hal itu karena komunikasi yang terjalin secara baik bisa dilakukan melalui pendekatan 'dari, oleh dan untuk' remaja.
Sehingga program tersebut dianggap lebih mudah diterima jika yang menyampaikannya adalah sesama remaja.
Ini merupakan tahun ke-9 ajang tersebut digelar, dan setiap tahunnya, acara Pemilihan Duta GenRe Indonesia itu telah banyak menghasilkan remaja yang tidak hanya mampu menjadi role model bagi teman sebayanya, namun juga menjadi remaja yang sukses dalam karir dan kehidupannya sendiri.
Saat ini, jumlah remaja atau penduduk di Indonesia yang memiliki usia 10 hingga 24 tahun telah mencapai sekitar 66,3 juta jiwa atau sekitar 25,6 persen dari total jumlah penduduk di Indonesia.
Data tersebut berdasar pada Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 pada 2018.
Padahal remaja saat ini, kelak akan menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045.
Saat Indonesia memasuki tahun ke-100 kemerdekaan, para remaja itu akan berusia sekitar 35 hingga 54 tahun.
Generasi tersebut akan berada pada usia produktif dan menjadi aset yang luar biasa jika dikelola secara baik.