TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera meminta elite politik menyelesaikan polemik pembakaran bendara di Garut, Jawa Barat.
Dia menyarankan agar elite politik duduk bersama dan menyampaikan pernyataan dihadapan masyarakat. Upaya ini, kata dia, dapat dilakukan untuk menenangkan suasana.
"Diselesaikan elite segera berkumpul bersama membuat statemen meneduhkan. Yang membuat publik memahami kalau ini perilaku salah, tidak perlu dibesarkan, kasihan," kata Mardani di acara Ngobrol Etika Penyelenggara Pemilu dengan Media (Ngetren) di Jakarta Pusat, Selasa (23/10/2018).
Baca: Bandara Juanda Direnovasi Tahun Depan, Ini Perubahan yang akan Dilakukan
Selain itu, kata dia, para pihak berkepentingan, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah juga bertemu dengan pihak Front Pembela Islam (FPI) dan massa dari 212.
"Enggak bisa kalau FPI dan 212 enggak diajak duduk bersama," kata dia.
Tak hanya itu, upaya permohonan maaf dari pihak Banser dan GP Ansor diperlukan.
"Oh iya, (harus ada pengakuan,-red) itu salah. Sekali itu tidak diakui itu salah, maka nanti kasihan masyarakat," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian pembakaran bendara di Garut itu menjadi sorotan dan viral di media sosial.
Baca: Rizal Ramli Curiga Ada yang Panas-panasi Surya Paloh
Video viral itu menunjukan sejumlah orang membakar bendera di Garut saat peringatan Hari Santri Nasional, Senin (23/10/2018).
Hingga kini, kejadian dalam video viral pembakaran bendera di Garut masih diproses polisi.
Tiga orang yang diamankan pihak Polres Garut ini masih berstatus sebagai saksi.
Sementara itu, polisi masih mencari orang yang membawa bendera tersebut.(*)