TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sosok Pilot pesawat naas Lion Air JT 610, Captain Bhavye Suneja dan co-pilot Harvino bukan pribadi-pribadi yang asing bagi Ketua Umum Ikatan Pilot Indonesia (IPI) Captain Rama Noya.
Meskipun tidak terlalu mendalam mengenal pribadi Bhavye Suneja dan Harvino, Rama yang juga pernah bekerja di Lion Air.
Pengalaman terbang bersama Bhavye pun pernah ia alami beberapa kali.
"Saya pernah terbang bersama dimana kita sama-sama bekerja di Lion Air," kenang Rama mengenai sosok almarhum Bhavye Suneja, saat diwawancarai Kompas TV dalam program Breaking News, Selasa (3010/2018).
Saat itu, ia mengisahkan, Bhavye menjadi co-pilot dan dirinya menjadi komandan dalam penerbangan.
"Kalau untuk di penerbangan, antara kru, captain dan co-pilot, mereka sering di-switch. Jadi terbang dan bertugas bersama," kisahnya.
Baca: Cerita Keluarga Jaksa Dodi Korban Lion Air: Tak Ada Firasat, Sudah Biasa PP Jakarta-Pangkalpinang
"Saat itu almarhum, Captain Bhavye bertindak sebagai co-pilot," lanjutnya.
Pun demikian, pengalaman terbang bersama dengan dengan Harvino.
Tidak ada keraguan dirinya terhadap kemampuan Bhavye dan Harvino dalam menerbangkan pesawat.
"Mereka sama-sama kompeten, sesuai standar profesi di pilot," tegasnya.
Lebih lanjut Rama pun menjelaskan, tiap maskapai penerbangan memiliki proses pelatihan atau training bertahap enam bulan sekali untuk pilot dan co-pilotnya.
Menurut dia, setiap captain pesawat akan mendapat pelatihan khusus dari masakapai, jika terjadi pergantian tipe pesawat.
Pun demikian ia menyakini dua anggota IPI memperoleh pelatihan ketika akan menerbangkan Pesawat Lion Air PK-LQP, yang tercatat sebagai pesawat baru dan generasi terbaru dari Boing 737-Max generasi ke-8 (Max 8).
"Mereka pasti mengalami traning untuk mengawaki pesawat Boing 737 Max-8. Dan setelah itu akan berlangsung normal setiap enam bulan sekali akan ada training lagi," jelasnya.