News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Tragis TKI

Relawan Jokowi-Amin Sambangi Rumah Buruh Migran Tuty Tursilawati di Majalengka

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maman Imanulhaq menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Tuty Tursilawati

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Relawan TKN Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, Maman Imanulhaq menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Tuty Tursilawati, buruh Migran asal Majalengka yang dieksekusi mati pada 29 Oktober 2018 lalu oleh Pemerintah Arab Saudi.

Atas nama semua relawan Jokowi Amin, Maman mendoakan agar almarhumah Husnul Khotimah dan keluarga korban diberi ketabahan dan kesabaran.

"Kita berharap ke depan kejadian serupa tidak terulang lagi," ucap politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pernyataannya kepada Tribunnews.com, Kamis (1/11/2018).

Mantan anggota DPR RI ini mengungkapkan kekecewaannya atas proses eksekusi mati Tuty Tursilawati oleh Pemerintah Arab Saudi yang dilakukan tanpa ada pemberitahuan kepada Keluarga dan Pemerintah Indonesia.

Karena itu, Maman mendukung penuh protes yang dilayangkan oleh Pemerintah atas kasus tersebut.

Ke depan, Maman mendorong agar Pemerintah maksimal melindungi para Buruh Migran mengingat mereka adalah pahlawan devisa yang berkontribusi.

"Buruh Migran Perempuan kerap mengalami perlakuan dan tindakan kekerasan, ancaman dan pelecehan seksual," ujar tokoh muda NU ini

Sebagaimana diketahui, selama bekerja di Arab Saudi, almarhumah Tuty kerap mengalami ancaman dan penyiksaan dari majikan.

Baca: Menko Polhukam Imbau Massa Aksi 211 Besok, Tak Terprovokasi HTI

Menurut Maman, apa yang menimpa Tuty Tursilawati menambah daftar panjang kasus penindasan dan ketidakadilan yang kerap dialami oleh para perempuan yang menjadi buruh migran di luar negeri.

Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Retno LP Marsudi menyatakan, Indonesia telah menyampaikan protes kepada pemerintah Saudi buntut eksekusi mati pada Pekerja Migran Indonesia (PMI) Tuti Tursilawati tanpa notifikasi kekonsuleran.

Dalam keterangannya, Retno menyebut, dirinya langsung menghubungi Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir serta memanggil duta besar Arab Saudi di Jakarta Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi dan menyampaikan protes.

"Pagi ini saya panggil Dubes Arab Saudi di Jakarta. Kemaren pagi beliau ada di Bali, tapi siang kembali ke Jakarta dan saya minta beliau kembali ke Bali lagi, untuk bertemu langsung dengan saya dan saya menyampaikan concern yang sangat dalam dan protes kita mengenai masalah notifikasi itu," kata Retno yang ditemui di Nusa Dua, Bali, Selasa (30/10/2018).

Retno menerangkan, Dubes Arab Saudi itu akan melanjutkan konsultasi dengan pemerintah Saudi terkait protes Indonesia.

"Dubes menyatakan dia paham dan sangat paham, dia akan menyampaikan concern (Indonesia) ke pemerintah Saudi," tutur Retno.

Ia pun membenarkan, eksekusi mati PMI asal Majalengka itu tanpa notifikasi kekonsuleran ke Indonesia, baik ke perwakilan Indonesia, seperti KBRI Riyadh maupun KJRI Jeddah.

Tuty Tursilawati dihukum mati pada Senin pagi waktu Arab Saudi (29/10/2018) di kota Taif.

"Pelaksanaan hukuman mati pada Alm. Tuty Tursilawati tanpa notifikasi resmi kekonsuleran," ucap mantan Dubes RI untuk Belanda ini.

Lebih lanjut, Retno mengatakan, pemerintah telah berupaya maksimal pemberikan pemdampingan hukun pada alm Tuti.

"Jadi sekali lagi duka cita kami yang mendalam. Pemerintah sudah mencoba maksimal pemberikan pendampingan hukunlm dan melakukan upaya apapun yang dapat dilakukan oleh pemerintah," tutur Retno.

Tuti diketahui tersandung kasus hukum di Arab Saudi di tahun 2010 silam, di mana ia terlibat kasus pembunuhan ayah majikannya yang berwarga negara Arab Saudi.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini