TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Black box atau kotak hitam yang berisi Flight Data Recorded (FDR) pesawat Lion Air PK-LQP telah ditemukan pada Kamis (1/11/2018).
Kotak tersebut lanjut diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat.
Untuk melakukan pemeriksaan, KNKT melakukannya dengan sangat hati-hati. Dimana penanganannya harus teliti jika tidak, dikhawatirkan data bisa rusak.
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengungkap KNKT harus memesan kabel data seharga 13 ribu USD demi bisa membaca kotak hitam.
"KNKT butuhkan kabel data seharga 13 ribu USD untuk membaca. Butuh 2-3 minggu baru terbaca, dianalisa tentunya. Kabel itu sedang dipesan," ungkap Agus Pambagio, Sabtu (3/11/2018) saat diskusi dengan tema : Potret Dunia Penerbangan Indonesia, di Menteng, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut Agus Pambagio mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua KNKT, hasilnya saat ini kabel tersebut tengah dalam perjalanan dibawa ke Indonesia.
Baca: Sering Dikeluhkan 7 Tahun Terakhir, YLKI: Budaya Safety Lion Air Tidak Baik
"Saya bicara dengan Ketua KNKT, kabel data dalam perjalanan. Jadi maksimal 3 minggu bisa dianalisis. Tolong semua publik tunggu dulu, jangan kasih pendapat seperti dukun," tegasnya.
Lebih lanjut Didit Radityo, Corporate Secretary Airnav Indonesia menjelaskan proses investigasi hingga nantinya muncul laporan resmi dari KNKT soal penyebab jatuhnya pesawat akan keluar 5-6 bulan kedepan.
"Berdasarkan pengalaman sebelum-sebelumnya. Sampai nanti ada laporan resmi itu butuh waktu 5-6 bulan. Di media katanya ada kendala, semoga itu semua bisa diatasi termasuk dengan adanya suport dari Boeing yang menjelaskan produk Boeing terbaru itu," imbuh Didit Radityo.