Laporan Wartawan Warta Kota, Junianto Hamonangan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses pencar
Baca: Polairud Kembali Temukan Potongan Tubuh Korban dan Serpihan Lion Air JT 610 di Tengah Ombak Besar
ian atas korban dan badan pesawat di musibah jatuhnya Lion Air PK-LQP sudah memasuki hari ketujuh. Namun, tim belum kunjung menemukan jejak badan pesawat.
Begitu pula saat proses pencarian black box atau Cockpit Voice Recorder (CVR) yang berisi rekaman suara kokpit, petugas juga terkendala lumpur.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan pencarian CVR terkendala lumpur yang tebal. Alhasil para penyelam yang sudah dibagi posisinya belum juga menemukan keberadaan CVR.
“Seperti informasi kemarin ada di barat laut dari pusat besarnya bagian-bagian pesawat, jaraknya 50 meter tapi belum ditemukan secara fisik. Kenapa? Lumpur yang ada di situ kalau ditusuk pakai besi 1 meter pun belum sampai ke dalam. Jadi lumpurnya lebih dari 1 meter. Itu masalah CVR,” katanya, Minggu (4/11/2018).
Baca: Survei LSI: Partai Hanura dan PSI Bersama Empat Partai Lain Diprediksi Tak Lolos Ambang Batas
Sementara untuk bodi pesawat, Syaugi mengaku pihaknya juga belum menemukan posisi benda tersebut.
Sejauh ini tim SAR gabungan baru sekadar hanya melihat serpihan pesawat nahas itu.
“Saya sebagai penanggung jawab evakuasi ini, melihat secara jelas dan detil dengan ROV. Jadi kalau bodi pesawat belum ditemukan. Yang ditemukan itu adalah skin, kalau bodi itu besar, ada rangka-rangkanya,” katanya.
ROV yang digunakan sudah mencapai radius 250 meter dari lingkaran dimana bagian-bagian besar pesawat ditemukan. Hanya saja pada radius 250 meter itu belum ditemukan bodi pesawat yang sesuai harapan.
Baca: Dokter Mengeluh, Biaya Operasi Cesar Sebelum Ada BPJS Kesehatan Rp 6 Jutaan, Kini Cuma Rp 4,3 Jutaan
“Yang akan dilakukan kita mengefektifkan dengan menggunakan ROV tersebut untuk mencari lagi. Setelah kita temukan tanda-tanda, baru kita lakukan penyelaman oleh tim SAR gabungan,” ujarnya.
Namun demikian saat ini yang terpenting adalah bagaimana melakukan proses evakuasi jenazah tersisa para penumpang.
Setelah itu baru lah pencarian lainnya seperti CVR dan bodi pesawat menjadi prioritas.
“Fokus SAR gabungan adalah evakusai korban. Setelah itu baru, CVR tadi. Untuk menambah kelengkapan data-data untuk menguak itu. Jadi yang utama adalah evakuasi korban,” tegasnya.
“Saya berharap rekan-rekan bisa mendoakan termasuk masyarakat Indonesia sehingga semua korban bisa ditemukan, bodi atau bagian pesawat yang besar bisa ditemukan,” sambungnya.