Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duduk bersila, Okto Manurung (46), salah satu keluarga korban Lion Air PK-LQP atas nama Martua Sahata, menanyakan sesuatu kepada Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol.Musyafak dalam sebuah sesi konferensi pers.
Okto mengaku sebagai adik ipar Martua, dan hingga saat ini dirinya beserta keluarga masih menunggu proses identifikasi.
Mengenakan kemeja putih garis biru, dirinya meminta kepada semua pihak, terutama maskapai Lion Air, agar ada sebuah penghormatan bagi korban-korban yang belum ditemukan dan diidentifikasi, salah satunya dengan bentuk prasasti.
"Kita sepaham bahwa ini korban semuanya meninggal. Lalu bagaimana bagi korban yang belum ditemukan? Apa tindakan untuk menghormati atau paling tidak bagaimana simbolnya?" tanyanya, Jumat (16/11/2018)
Sekeping headset terpasang di telinganya dan kedua tangannya bergerak memeragakan sesuatu saat bertanya kepada Musyafak.
"Memang ini bukan kapasitas Bapak (Musyafak), tapi saya harus sampaikan di sini," lanjutnya.
Baca: Gugat Perusahaan Boeing, Keluarga Korban Lion Air JT610: Saya Mencari Keadilan
Menurut Okto, proses pembuatan akta kematian atau surat kematian dari Disdukcapil Kemendagri belumlah cukup, terutama bagi keluarga yang sampai saat ini menunggu kejelasan soal anggota keluarganya karena belum teridentifikasi.
"Apakah dinyatakan itu meninggal lalu sudah selesai? Padahal saya menanti penjelasan dari pihak Lion Air daritadi," ungkapnya.
Menjawan pertanyaan Okto, Musyafak pun menjelaskan, dari pihak keluarga juga ada saran untuk kembali melakukan pencarian-pencarian lanjutan dan berbagai hal lain meyangkut anggota keluarga yang belum ditemukan.
"Dan itu sudah disampaikan pihak Lion Air tadi siang," kata Musyafak.
Tak ada pertanyaan lanjutan dari Okto, tetapi dirinya masih merasa persoalan akta kematian, surat kematian hingga asuransi ini terus mengganjal, terutama bagi kaka iparnya yang belum ditemukan
"Apakah hanya surat kematian saja yang didapat, sementara keturunannya yang masih kecil misalnya mempertanyakan korban, apa yang dapat ditunjukkan?" kata Okto Manurung seusai konferensi pers.
Dirinya berharap kepada pihak Lion Air dapat menyikapi hal ini, dan juga pemerintah turut serta ambil sikap untuk mengatasi kerisauan yang dirasakan keluarga korban, di mana hingga saat ini anggota keluarga mereka belum ditemukan.
"Harapan saya yang tidak ditemukan, ada sesuatu kepastian tempat meninggalnya di mana, ditunjukkan ini kuburannya, itu yang saya yakin keluarga-keluarga lain harapkan," kata Okto.
Dirinya pun mencontohkan soal tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun, yang mana pemerintah memberikan prasasti sebagai bentuk penghormatan bagi mereka yang tak bisa ditemukan.
"Ada tanda prasasti kepada keturunannya di kemudian hari, dan juga sekaligus mengingatkan agar tragedi ini tidak terulang kembali," pungkasnya