TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil sigi Media Survei Nasional atau Median menunjukkan elektabilitas calon petahana Joko Widodo berada di bawah 50 persen, yakni 47,7 persen.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding mengatakan, pemilihan presiden masih berlangsung pada 17 April 2019. TKN akan terus menggenjot elektabilitas petahana, terutama melalui kampanye dengan membangun satu narasi yang bisa menaikkan elektabilitas Jokowi.
Kelebihan Jokowi, menurut Karding, adalah memiliki rekam jejak yang baik dibandingkan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Dari sisi kepemimpinan, Jokowi dinilai Karding sederhana dan komunikatif dengan masyarakat.
Ia pun menganggap Jokowi telah memiliki prestasi yang cukup baik selama empat tahun memimpin Indonesia. Terutama di sejumlah bidang, seperti kesejahteraan sosial, ekonomi, dan infrastruktur.
"Memang ada hal yang perlu diperbaiki," ujar Karding saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (28/11/2018).
Karding mencatat, memang ada yang perlu diperbaiki demi menggenjot elektabilitas Jokowi. Yakni, mengenai capaian pemerintah yang dirasa perlu disampaikan kepada masyarakat. Sebab, masyarakat dinilai belum mengetahui secara masif capaian pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla selama empat tahun memimpin Indonesia.
"Ini yang saya kira, saya berharap kementerian atau lembaga secara masif menginformasikan hasil-hasil kerja yang dicapai lembaga dan kementerian tersebut sebagai bagian dari instrumen pak Jokowi sebagai presiden," ucap Karding.
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun dalam konferensi pers Elektabilitas Capres: Mampukah Jokowi Berlari Kencang dan Prabowo Mengejar? di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (27/11/2018), menyatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berkisar di angka 47,7 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandi di angkat 35,5 persen.