TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu umat Budha di Indonesia mengikuti Upacara Agung Homa Atisa 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE-BSD), Tangerang Selatan, pada Sabtu (8/12/2018) lalu.
Umat Buddha Tantrayana dari aliran Zhenfozong ini dipimpin oleh pemuka agama Buddha Dharma Raja Lian Sheng atau Sheng-yen Lu melaksanakan upacara yang juga sebagai peringatan 1.000 tahun kedatangan pemimpin agama Buddha dari Tibet, Atisa Dipamkara ke Indonesia
Dharma Raja Lian Sheng yang saat ini menetap di Seattle, Amerika Serikat adalah pendiri True Buddha School yang sudah menulis setidaknya 269 buku selama 51 tahun terakhir.
Dalam kedatangannya di Indonesia ia juga mendoakan agar Indonesia kedepannya menjadi negara yang maju, sejahtera, aman, dan sentosa.
Baca: Unggah Foto Gendong Jan Ethes, Najwa Shihab Banjir Pujian
“Kita terhadap sesama seharusnya tidak membeda-bedakan, semua akan menjadi damai. Apalagi Indonesia 1.000 tahun yang lalu merupakan negara yang salah satunya agamanya adalah Buddha,” ujarnya seperti yang tertulis dalam keterangan yang diterima redaksi.
Ia menyebutkan kunci dari perdamaian di dunia adalah dengan mengamalkan Tri Karunia Maha Kasih agar setiap negara damai dan berjalan penuh kasih.
Kedatangan Dharma Raja Lian Sheng ke Indonesia kali ini merupakan untuk yang kelima kalinya untuk mengadakam upacara keagamaan.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Upacara Agung Homa Atisa 2018 berdoa bersama juga memberikan semangat dan pemberkatan kepada seluruh umat di Indonesia agar dapat lebih maju dalam spritual dan kebijaksanaan.
Baca: Syahrini dan Reino Barack Dikabarkan Dekat, Nia Ramadhani: Kenapa Jadi Pengen Sama Artis-artis Gini?
Atisa Dipamkara di Nusantara
Atisa Dipamkara adalah seorang pelajar yang ingin selalu mendalami Boddichita. Atisa, pada usia 30 tahun memutuskan untuk datang ke Kerajaan Sriwijaya yang merupakan pusat pembelajaran agama Buddha.
Ia berguru kepada Guru Besar Darmakitri dari Svarnadipa yang sekarang adalah Pulau Sumatera, tepatnya di Jambi, untuk belajar lebih jauh tentang Buddhisme selama 12 tahun, pada 1013–1025.