TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhirnya Freeport resmi ke pangkuan Indonesia pada Jumat (21/12/2018) kemarin.
Dengan demikian, Pemerintah Indonesia melalui PT Inalum (Persero) resmi memiliki 51,2 persen saham Freeport.
Peristiwa ini tentu menjadi sejarah penting bagi Indonesia setelah puluhan tahun menjadi pemegang saham minoritas.
Atas keberhasilan ini, mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu berpesan jangan sampai ada benalu-benalu yang menumpang hidup di perusahaan tambang asal Amerika itu.
"Bisnis ini sangat besar dan risikonya tinggi. Makanya saya berharap jangan lagi ada benalu-benalu atau pihak-pihak yang mau menumpang hidup di Freepor," tegas Said Didu saat ditemu di sebuah diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/12/2018).
"Saya paham karena saya berunding dan pada saat saya membongkar papa minta saaham. Itu adalah puncak gunung es, banyak sekali tokoh yang bermain di Freeport," tegasnya lagi.
Baca: Peleburan BP Batam, Pemerintah Keliru Tunjuk Pemkot Batam Kelola Kawasan Ekonomi Khusus
Terakhir Said Didu juga meminta agar semua tokoh yang "bermain" di Freeport harus dibersihkan agar semua investasi yang ditanamkan hingga utang yang cukup besar tersebut tidak membuat PT Inalum merugi karena Freeport tidak selalu untung.