TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan dalam rilisnya, data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga 24/12/2018 pukul 07.00 WIB, tercatat 207 orang meninggal dunia, 755 orang luka-luka, 7 orang hilang, dan 11.453 orang mengungsi di Kabupaten Pandeglang.
Jumlah tersebut berdasarkan data yang dihimpun dari 10 kecamatan di Pandeglang yang terdampak terjangan tsunami.
"Daerah pesisir di Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang paling banyak jumlah korban dan kerusakannya dibandingkan daerah lain," kata Sutopo dalam rilisnya pada Senin (24/12/2018).
Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 hotel dan vila rusak, 60 warung makan dan toko rusak, 350 perahu/kapal rusak, dan 71 unit kendaraan rusak.
Baca: BNPB Duga Masih Terdapat Korban di Reruntuhan Bangunan Akibat Tsunami
Daerah pesisir di sepanjang pantai dari Pantai Carita, Pantai Panimbang, Pantai Teluk Lada, Sumur, dan Tanjung Lesung banyak mengalami kerusakan. 10 kecamatan di Pandeglang terdampak dari terjangan tsunami.
Korban paling banyak ditemukan di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung dan Kampung Sambolo.
Kemungkinan data korban dan kerusakan masih akan bertambah mengingat belum semua berhasil didata.
Pendataan masih terus dilakukan oleh petugas.
Penanganan darurat terus dilakukan di daerah yang terdampak tsunami di Selat Sunda.
Prioritas penanganan darurat saat ini adalah koordinasi, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, pelayanan kesehatan, penanganan pengungsi, perbaikan darurat sarana prasarana yang rusak.
Total 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang tersebar di 5 kabupaten terdampak yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.
Ribuan personil gabungan dari TNI, Polri, BNPB, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, BPBD, SKPD, NGO, relawan dan masyarakat dan lainnya melakukan penanganan darurat.
Kepala Daerah memimpin penanganan darurat di daerahnya.
Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban terus dilakukan.
Diduga masih ada korban yang berada di bawah reruntuhan bangunan dan material yang dihanyutkan tsunami.
Pos kesehatan, dapur umum, dan pengungsian didirikan di beberapa tempat. Bantuan logistik terus disalurkan.
Untuk evakuasi dikerahkan alat berat 7 unit excavator, 12 unit dump truck, 2 unit loader.
Dalam mobilisasi ke lokasi bencana 1 unit excavator, 1 dozer, 1 loader, 1 grader, 2 tronton, dan 4 dump truck.
Panjang dan luasnya daerah terdampak masih diperlukan tambahan alat berat dan personil untuk membantu evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban.