Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN -- Korban Tsunami di Selat Sunda menceritakan detik-detik tsunami mulai menerjang pada Sabtu (22/12/2018) lalu.
Abdul Rakim (45) merupakan seorang pegawai di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Ia yang tinggal di Bekasi Barat bercerita dirinya berada di Tanjung Lesung untuk mengikuti kegiatan Kemenpora. Ia mengaku bersama 60 orang mengikuti kegiatan gathering.
Rakim mengisahkan, empat orang peserta dinyatakan meninggal dunia. Sementara puluhan orang lainnya luka-luka, termasuk dirinya yang mengalami luka berat.
"Badan semua kena. Tiba tiba saya kebawa aja, gak tahu timbul tenggelam. Begitu ada yang bilang ombak gede, tsunami-tsunami langsung kita lari," kata Rakim.
Rakim menuturkan, sebelum kejadian para peserta telah selesai makan malam yang kemudian dilanjutkan menyaksikan pertunjukkan 'debus' di lokasi acara di Hotel Beach.
Baca: Duduk Bersebelahan Sebelum Tsunami Banten Menerjang, Kakak Ipar Dylan Sahara : Harusnya Kita Selamat
Tiba-tiba, ucap Rakim, ombak besar menerjang mereka sekira setinggi 9 meter. Sebelum ombak itu datang, Rakim menyebut diawali mati lampu.
"Tapi memang kelihatan dari jauh krakatau udah merah, tapi gak ada peringatan," kisah pria yang mengalami luka cukup serius karena terkena kayu.
Baca: Dituding Tak Berempati atas Duka Ifan Seventeen, Ariel Noah Heran dan Buat Pengakuan Ini
Di Ruang Inap yang sama, Pegawai Kemenpora, Nurlaela (32) menceritakan, saat kejadian dirinya tidak merasakan tanda-tanda bakal ada ombak datang. Namun, kondisi listrik tiba-tiba padam.
Baca: Liriknya Disebut Jadi Kenyataan, Sederet Musikus Akui Kekuatan Magis Lagu Seventeen 'Kemarin'
Warga Pancoran, Jakarta Selatan itu mengaku tiba-tiba air datang dan menghempas dirinya. Nurlaela juga sempat mendengar ada orang yang teriak Tsunami.
"Alhamdulillah mulai baik mas. Cuma tangan aja ini," ucap perempuan yang terlihat lengan kanannya di gips tersebut.